LOGO

LOGO
LOGO PARKIR

Kamis, 29 Januari 2009

APAKAH CINTA

PROLOG

Apakah Cinta bukanlah sebuah rangkaian alphabet demi mempertanyakan C.I.N.T.A. apalagi mempermasalahkan. Ia hadir laksana letusan lava
bagai gelegar halilintar
seperti lesatan meteor
serupa pelangi
tiada terduga
sebagai citra asa
yang coba dipendam
dikubur
dibenamkan
memang pada akhirnya penyangkalan akan cinta justru memperkokoh-memperkuat-memperjelas keberadaannya. Karna daripadaNyalah cinta berasal, untuk kemudian bersemayam di palung hati terdalam, selanjutnya diejawantahkan melenyapkan keakuan, dan penghabisan bermuara kembali padaNya Sang Kuasa Tinggi Empu Hidup.
C.I.N.T.A. yang meminggirkan balasan dan hanya ingin mengalir terus mengalir meresap ke dalam relung-relung persendian jiwa, bukan menara gading
bukan pula ego sentris
bukan juga sangkar emas
apalagi rantai pengikat
ia hadir untuk melepaskan materi menyiratkan makna
Maka Apakah Cinta hadir hanya sebagai cermin akan apa yang sebenarnya sudah ada.

Selasa, 27 Januari 2009

LIHAT ITU SALIB

Lihat itu Salib
Dipikul
Dipanggul
Dibopong
Lihat itu langkah terseret
Dicambuk
Dipecut
Berdarah
Ahhh … !
Lihat itu tubuh
Dipaku
Direjam
Ditombak
Itu dikenang
Itu diresapi
Itu direnungi
Itu bahan kontemplasi
Itu materi diskusi
Itu dulu … !
Sang Anak Manusia Mengejawantah
Sekarang
Kini
Hari ini …
Lihat itu Salib
Kosong
Melompong
Hampa
Terpajang indah penuh estetika
Terpasang penuh nuansa
Terbentang penuh romansa
Tapi …
Adakah dilingkupi makna




Adakah diliputi selaksa doa
Atau …
Hanya simbol
Perlambang
Aksesoris
Hiasan
Benarkah ?



Salib itu kehilangan spirit
Tertutup kelekatan
Keakuan
Absolutisme semu
Sekat-sekat pranata
Ciptaan ketakutan diri
Benarkah ?
Belum
Not yet … !
Lihat itu Salib
Rindu dendam menanti
Penuh kepasrahan
Ditempatkan pada kesejatian eksistensi


16 Januari 2001

Kamis, 22 Januari 2009

T E L A D A N

Lihat kayu itu dipanggul
Rasakan Tubuh itu disesah
Bayangkan Kepala itu dimahkotai duri
… Namun piala tetap diminumNya

Lihat Tangan dan Kaki itu direjam
Rasakan Tubuh itu terpaku di salib
Bayangkan Badan itu dihujam tombak
… Namun lakon terus berlanjut

Lihat deraan lahir menusuk jiwa
Rasakan cercaan menerpa batin
Semua begitu memilukan
Semua begitu menyayat
Semua begitu mengiris
Terurai dalam
Ketulusan
Kepasrahan
Kelembutan
Ketegaran
Melampaui segala bentuk keakuan
Citra Teladan menyemat
Dalam wujud Junjungan Manusia
Gusti Pangeran ingkang Kuasa
Yesus Kristus



4 September 2001

Rabu, 21 Januari 2009

V I A D O L O R O S A

Satu : Mengucur darah dan airmata yang adalah kasih
Dua : Menguak terurai sebagai luka tubuh demi penyataan Cinta Abadi
Tiga : Merasuk kalbu segala cercaan makian namun hati tiada berpaling
Empat : Maut menjemput mengajak mengarungi kedalamannya
Lima : Sampai akhirnya bangkit sebagai kebenaran hakiki
Enam : Sebagai Pawarta Agung
Tujuh : Bahwa kematianNya adalah demi penebusan
Delapan : Segala cela nista dosa umat manusia
Sembilan : Melebur dalam pasarah sumarah sepi ing pamrih
Sepuluh : Sebagai media murni kehidupan
Sebelas : Untuk Lahir Baru!
Dua belas : Menjadikan Sang Putera sebagai Teladan Sejati


23 Mei ‘03

DUNIA PENDIDIKAN SEKOLAH MINGGU

Dunia Pendidikan Sekolah Minggu :
KEMANAKAH, WAHAI KAUM LAKI-LAKI?
Oleh : age

“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,
maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang daripada
jalan itu.”
Amsal 22 : 6

SEKOLAH MINGGU. Di dalam kehidupan bergereja tentunya bukanlah nama atau istilah yang asing terdengar di telinga. Secara umum, Sekolah Minggu adalah wadah bagi anak balita sampai masa usia pra-remaja untuk dididik dan diajar oleh para pengasuh atau guru Sekolah Minggu mengenai Firman Allah. Melalui Sekolah Minggu anak-anak dididik dan diajar untuk sedini mungkin mengenal Firman Allah. Dengan kata lain, Sekolah Minggu merupakan wadah pendidikan dan pengajaran iman Kristiani bagi anak-anak.
Dalam organisasi gereja, kehadiran Sekolah Minggu tentu saja bukan hanya sekadar pelengkap yang memang harus ada namun ya hanya sebatas ada. Sekolah Minggu merupakan bagian penting dalam gereja yang memiliki potensi dalam proses pembentukan anak untuk dapat tumbuh dan berkembang tidak hanya secara fisik dan intelektual semata, tetapi juga secara emosi, moral, dan spiritual.
Berkaitan dengan betapa pentingnya bidang pelayanan anak di gereja, sama pentingnya dengan bidang-bidang pelayanan yang lain baik kategorial maupun fungsional. Ada hal yang sedikit menggelitik penulis mengenai dunia pelayanan anak, dalam hal ini implementasinya di dunia pendidikan dan pengajaran Sekolah Minggu, khususnya dengan realita yang ada di dalam orang-orang yang terpanggil untuk menjadi pelayan anak. Hal yang menggelitik tersebut adalah pertanyaan, “Mengapa sedikit sekali kaum laki-laki yang terpanggil untuk menjadi pelayan anak?” Pertanyaan yang seolah diperkuat ketika belum lama ini penulis mengikuti Temu Nasional dan Workshop pelayan anak di Istora Senayan, Jakarta. Dari ribuan peserta yang hadir di acara tersebut, menurut pengamatan penulis persentase kaum laki-laki yang menjadi peserta sangatlah sedikit.
Mungkin pertanyaan di atas adalah sebuah pertanyaan yang biasa-biasa saja, atau bahkan terlalu mengada-ada! Namun, walaupun mungkin baru dapat dikatakan asumsi karena tidak ditopang oleh riset atau penelitian ilmiah, minimnya jumlah pelayan anak dari kaum laki-laki menyiratkan bahwa budaya patriarkal masih sangat kental dalam kehidupan bergereja!
Benarkah pendidikan dan pengajaran anak, dalam hal ini pendidikan dan pengajaran moral dan spiritual di Sekolah Minggu, terutama adalah porsi bagi kaum perempuan? Benarkah bahwa kodrat kaum laki-laki adalah bekerja keras untuk mencari nafkah bagi penghidupan keluarga, sehingga porsi untuk mendidik anak menjadi boleh lebih sedikit dibandingkan kaum perempuan? Dan benarkah bahwa di gereja, kaum laki-laki telah sedemikian sibuk mengurusi hal-hal yang sangat penting dan vital bagi pertumbuhan dan perkembangan gereja, sehingga bidang pelayanan anak sudah selayaknya diserahkan pada kaum perempuan? Sungguh alangkah perlakuan yang diskriminatif jika pertanyaan-pertanyaan di atas adalah benar adanya!
Jika kita mau bercermin pada apa yang dikatakan Salomo di AMSAL 22 ayat 6, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu.” Salomo tidak memberikan spesifikasi berdasarkan jenis kelamin kepada siapa perintah ini ditujukan, misalnya perintah ini khusus bagi kaum ibu atau kaum perempuan. Tidak, sama sekali tidak! Salomo mengarahkan perintah untuk mendidik orang muda atau anak-anak bagi semua orang baik kaum perempuan maupun kaum laki-laki tanpa terkecuali.
Memang jika berbicara secara kodrati, kaum perempuan adalah ibu atau calon ibu yang melahirkan anak-anak. Sudah sewajarnyalah bagi kaum perempuan untuk mencurahkan kasih sayang dan perhatian mereka demi memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik dan tepat bagi anak-anak, sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan ini. Namun apakah tugas untuk memberikan pendidikan dan pengajaran anak hanyalah tugas kaum perempuan semata? Tidak, bukan! Salomo pun sebagai seorang laki-laki tidak menyatakan demikian.
Bahkan ketika Allah memerintahkan kepada anak-anak untuk menghormati ayah dan ibu mereka, sekali lagi ayah dan ibu! Bukan hanya menghormati ibu. Perintah yang tentu saja mengandung konsekwensi bahwa jika anak-anak mempunyai tugas untuk menghormati ayah dan ibu mereka, maka ayah dan ibu mempunyai tugas untuk memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik dan tepat bagi anak-anak mereka. Sebuah kemestian bahwa tugas memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik dan tepat bagi anak-anak bukanlah hanya tugas ibu atau kaum perempuan semata, tetapi adalah juga tugas ayah atau kaum laki-laki.
Ada kesan kuat yang dirasakan penulis bahwa di dalam kehidupan bergereja terdapat paradigma, mudah-mudahan hanya sekadar asumsi, yang menyatakan Sekolah Minggu adalah dunia yang penuh dengan permainan dan hal-hal yang serba sukacita. Dunia yang melulu tanpa beban, tanpa perlu pemikiran-pemikiran yang berat. Dunia yang ringan-ringan saja. Sehingga urusan Sekolah Minggu hanyalah urusan wajib bagi kaum perempuan, sementara bagi kaum laki-laki boleh saja ikut ambil bagian kalau ada waktu. Bagi kaum laki-laki berkiprah atau berpelayanan di Sekolah Minggu bukanlah suatu kemestian. Mau ikut berperan boleh! Tidak mau ambil pusing ya silakan!
Sungguh suatu paradigma yang sangat memprihatinkan, dan tentu saja harus ditiadakan dalam kehidupan bergereja! Sekolah Minggu memang dunia penuh sukacita dan penuh permainan. Namun, berkiprah di dalam pelayanan Sekolah Minggu bukanlah untuk main-main! Sekolah Minggu adalah wadah bagi tumbuh dan berkembangnya moral dan spiritual tunas-tunas muda Kristiani yang perlu dipikirkan dan digeluti secara serius. Dan menjadi tanggung jawab bersama baik bagi kaum perempuan maupun kaum laki-laki untuk senantiasa bergelut dan bergumul mencari format dan metode pendidikan dan pengajaran yang baik dan tepat bagi anak-anak melalui Sekolah Minggu.
Sudah saatnyalah sekarang, kalau tidak mau dikatakan terlambat, gereja membuang habis akar-akar warisan budaya patriarkal di dalam seluruh sendi kehidupannya. Warisan budaya yang hanya akan melahirkan kesenjangan dan diskriminasi antara kaum perempuan dan kaum laki-laki. Warisan budaya yang hanya akan menghambat pertumbuhan gereja Tuhan di dunia ini. Warisan budaya yang sama sekali tidak adil! Karena manusia adalah kaum laki-laki dan kaum perempuan, bukan hanya kaum laki-laki atau kaum perempuan saja. Karena dalam banyak sisi tidak mungkin laki-laki hidup tanpa perempuan, begitu pun sebaliknya.
Akan lebih indah jika laki-laki dan perempuan dapat bekerja bersama-sama bahu-membahu dalam bergelut dan bergumul di dunia pelayanan anak. Maka tidak akan timbul lagi pertanyaan, “Kemanakah, wahai kaum laki-laki?” Yang ada hanyalah satu tekad, “Inilah kami, laki-laki dan perempuan, yang saling bergandengan tangan berdaya upaya agar anak-anak dapat mewujudkan masa depan mereka yang penuh harapan di dalam KRISTUS! Dan segala kemuliaan hanyalah bagi TUHAN!”
Ladang pelayanan anak masihlah sangat luas untuk bersama-sama kita garap! Tuhan memberkati.


Depok, 15 September 2006

CATATAN AKHIR

Engkaulah Permata yang Indah

Saat ini ya Tuhan,
Aku datang di hadapanMu
Dan berseru
Bahwa selain Engkau tiada yang lain bagiku
Bahkan aku ingin berkata
Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap
Engkau Tuhanku
Akan tetap menjadi bagian hidupku
Mulai hari ini sampai selama-lamanya
Engkaulah kekuatanku
Engkaulah kemuliaanku
Engkaulah segalanya


Engkau permata yang indah
Tak ‘kan pernah kulupakan
Engkaulah segalanya
YESUS ....
Domba Allah
Mulia namaMu
Kuletakkan hidupku di hadapanMu
Dan berharap
Kau membasuh segala dosaku
Kau hapus s’gala dosaku
S’gala cela dan maluku
Engkaulah s’galanya
Saat jatuh
Kau angkatku
Saat haus
Kau milikku
Engkaulah s’galanya

by Franky Sihombing


Maka dua anak manusia itu saling bergandengan tangan membuka catatan-catatan kehidupan selanjutnya. Demikianlah.

CATATAN KEDUABELAS

SEMUA ADA MASANYA


“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya ... Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Pengkhotbah 3 : 1, 11

Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Ketika saya ditanyakan untuk memilih perikop Alkitab sebagai bahan khotbah saya hari ini. Saya langsung teringat dengan perikop di atas. Sebuah perikop yang secara pribadi saya sukai, terutama akan makna tersirat di dalamnya.
Kitab Pengkhotbah di dalam Perjanjian Lama termasuk di dalam bagian dari karya sastra hokmah atau hikmat-hikmat dan tergolong dalam lima megillot atau gulungan-gulungan, yang biasa dipergunakan dalam perayaan-perayaan resmi bangsa Yahudi. Selain Pengkhotbah, yang termasuk Kitab Megillot adalah Rut, Kidung Agung, Ratapan, dan Ester. Adapun Kitab Pengkhotbah dipakai atau dibacakan pada Hari Raya Pondok Daun. Hari Raya Pondok Daun atau dalam bahasa Ibrani Khag Hasukkot sendiri adalah salah satu dari tiga pesta besar Yahudi yang dirayakan setiap tahun. Inilah pesta perayaan akhir tahun ketika panen dituai dan ketika setiap laki-laki harus muncul di hadapan Tuhan.
Nama ‘Hari Raya Pondok Daun’ berasal dari kebiasaan bahwa setiap orang Israel harus berdiam di dalam pondok yang dibuat dari cabang dan daun selama masa tujuh hari pesta itu. Pesta Perayaan Pondok Daun ini merupakan juga peringatan akan keluarnya bangsa Israel dari Mesir dan masa pengembaraan di padang gurun. Di mana saat itu bangsa Israel tinggal di dalam pondok-pondok.
Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Nama ‘Pengkhotbah’ sendiri merupakan terjemahan dari kata Ibrani Qohelet, yaitu orang yang memanggil suatu sidang, mungkin dalam rangka untuk pengajaran. Qohelet mengambil bahan tulisan dari pengamatan penulis sendiri mengenai hidup dan bukan berasal dari Kitab Taurat atau Nabi-Nabi.
Begitulah sekilas mengenai latar belakang Kitab Pengkhotbah.
Sementara Pengkhotbah pasal tiga ayat yang pertama dan kesebelas yang menjadi perikop, berisi mengenai pengendalian Allah atas semua peristiwa di dalam kehidupan ini dan bahwa manusia tidak akan pernah dapat mengetahui misteri rencana Allah atas diri mereka. Rencana berupa kemisterian tak terjangkau oleh manusia, yang akan menjadi indah pada waktunya. Untuk itulah, manusia hendaknya menikmati kehidupan sekarang sebagaimana telah diberikan kepada Allah. Apa pun bentuk kehidupan yang terjadi, karena Allah bekerja demi kebaikan manusia dan pekerjaan Allah akan indah pada waktu yang tepat.
Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan,
Apa yang akan saya sampaikan pada Khotbah Perdana saya ini, merupakan kupasan mengenai RENCANA BAIK TUHAN kepada kita, umat yang dikasihiNya. Sebelumnya saya minta maaf jika terlihat kaku dalam penyampaian Khotbah ini. Jujur, seberapa pun banyaknya persiapan yang saya lakukan, namun tetap rasa grogi menghinggapi saya.
Baik,
Kita tentu sudah akrab dengan kalimat, “TUHAN MEMILIKI RENCANA YANG BAIK UNTUK KITA”. Dan kita juga tidak asing dengan pertanyaan berikut, “SEBENARNYA APA RENCANA TUHAN YANG SESUNGGUHNYA PADA DIRIKU?”. Ya ... sebuah jaminan akan sesuatu yang baik yang akan diberikan Sang Khalik kepada kita. Sesuatu yang baik yang telah dirancang olehNya bagi kita. Namun, pertanyaan selanjutnya adalah, “Apakah sesederhana itu ...?”
Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,
... share-kan pengalaman pribadi saat mengetahui mengidap AIDS dan membuyar semua rencana hidup yang disusun ...
Demikianlah sekelumit perjalanan hidup saya. Porak porandanya semua rencana yang telah disusun untuk menapaki kehidupan. Hancur berkeping-kepingnya cita-cita. Remuk redamnya hati ini menghadapi kepahitan hidup.
Namun, pada akhirnya RENCANA BAIK sajalah yang Tuhan rancang. Rencana Baik yang datang TEPAT PADA WAKTUNYA dan INDAH!
Sungguh INDAH ... ketika pada akhirnya saya dapat berdiri di depan Saudara-Saudara sekalian ... di saat sekarang ini.
Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Saya teringat akan Pesan Bunda Teresa yang mungkin akan dapat menjadi perenungan kita bersama, demikian pesan beliau ...
Apa yang Anda bangun selama bertahun-tahun, bisa saja dihancurkan orang dalam semalam ...
MEMBANGUNLAH SELALU
Jika Anda mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan, mereka mungkin iri hati ...
BERBAHAGIALAH SELALU
KEBAIKAN YANG Anda buat hari ini akan dilupakan orang besok ...
TETAPLAH BERBUAT BAIK
Amin.

“Kak Karel ... jelas sekali uraian dalam khotbah Kakak! Riska senang membacanya ... seperti ada yang dibangkitkan ... begitu kali ya bahasa rohaninya ... hihihi! Tapi sungguh Kak Karel ... bagus kok isinya ...” Ada kilatan-kilatan bening di mata Riska begitu selesai membaca Rancangan Khotbah yang aku susun.
“Yah ... Kakak hanya memetik pengalaman dari apa yang telah Kakak alami selama beberapa tahun belakangan ini ... ketika Kakak dinyatakan mengidap AIDS ... dan juga bagaimana orang-orang di sekitar Kakak yang begitu sabar mendampingi selama ini ...”
“Iya ... Kak! Bagus kok Rancangan Khotbahnya ... wah kalau ada Lomba Khotbah Terbaik ... bisa-bisa Kakak jadi juaranya ... hihihi!”
“Dasar ...! Bisa aja kamu ... sudah ... sudah ... Kakak mau tidur dulu ... capek nih!”
“Oke ... Bos! By the way ... Kak Dewi dateng kan di acara Pentahbisan Kakak ...?”
“Undangannya sih udah dikasihin ... eh kamu kok nanyanya aneh gitu sih ...?” Rasa terkejut yang hinggap di hatiku secara spontan merasuk. Aku tidak tahu apakah Riska bisa menangkap perubahan dalam ekspresi wajahku. Semoga saja tidak.
“Ah ... gak apa-apa kok ... cuma tanya aja ...” Riska tersenyum. Sebuah senyum yang aku rasakan mengandung arti. Arti terselubung tentunya.

# # #

16062010
05.02 WIB
Bapa,
Dua hari lagi tibalah saatnya hari yang membahagiakan buatku
Hari yang menegaskan
Bahwa RENCANA BAIK sajalah yang Engkau berikan pada umatMu
Dan bahwa semua akan tiba tepat pada waktunya
Dengan KEINDAHAN sematalah yang bersemayam
Bapa,
Terima kasih!


18062010
09.24 WIB
Gila ... siang amat bangunku hari ini!
Bapa,
Justru di saat hari bersejarah ini aku kangen Cah Ayu!
Kangen untuk kesekian kalinya!
Bapa,
Aku merasa sudah pada jalan buntu
Aku merasa bahwa tidak akan pernah ada jalan
Untuk melupakan Cah Ayu
Untuk menghapus wajah ayu itu dari benakku
Untuk mengubur sayang yang ada
Untuk membuang segala angan dan bayang Cah Ayu
Semakin jauh dan
Semakin sering
Aku menghindar
Justru semakin dalam rasa ini bersemayam
Aku sadar ...
Sungguh dengan sepenuh hati aku sadar
Bahwa perasaan sayang ini hanyalah MIMPI belaka
Hanyalah DUNIA DONGENG
Yang indah dan membahagiakan
Untuk diimajinasikan
Dikhayalkan
Namun,
Pahit dan menyesakkan dalam realitanya
Aku sadar ...
Cah Ayu tak pernah bisa terjangkau
Oleh tangan-tangan rapuh ini
Cah Ayu ...
Adalah jurang terdalam tak tersentuh
Adalah FATAMORGANA
Di dalam bagian hidupku
Cah Ayu ...
Adalah laksana udara yang aku hirup
Begitu dekat
Namun tak pernah bisa aku sentuh
Namun tak pernah bisa aku raih
Namun tak pernah bisa aku lihat
Hanya mampu aku rasakan



D E A L O V A

- ONCE -

Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
Aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu
Karena langkah merapuh tanpa dirimu
Karena hati t’lah letih
Aku ingin menjadi sesuatu yang s’lalu bisa kau sentuh
Aku ingin kau tahu bahwa ku s’lalu memujamu
Tanpamu sepinya waktu merantai hati
Bayangmu seakan nyata
Kau seperti nyanyian dalam hatiku
Yang memanggil rinduku padamu
Seperti udara yang ku hela
Kau selalu ada
Hanya dirimu yang bisa membuatku tenang
Tanpa dirimu aku merasa gila
Dan sepi
Dan sepi ...
Kau seperti nyanyian dalam hatiku
Yang memanggil rinduku padamu
Seperti udara yang ku hela
Kau selalu ada
Selalu ada

“Ehm ... permisi! ... Kak Karel ... apa kabar?” Suara lembut yang amat kukenal terdengar dari pintu kamarku. Dan ketika aku menoleh ... sebentuk senyuman kudapati di sana. Senyum meneduhkan nan menggetarkan.
“Eh ... eh ... Dewi ... kok tumben ...” Sungguh kurasakan serba salah akan apa yang mesti aku lakukan ... kata-kata apa yang mesti aku susun! Sungguh-sungguh gak karu-karuan diriku mendapati Dewi sudah berada di depan pintu kamarku yang memang terbuka ...
“Dewi ganggu ya ...”
“Eh ... oh ... gak kok! Sama sekali gak ngeganggu ... suprised aja aku ... oh iya ... sebentar ya ... ! Dewi tunggu aja di depan ...”

Selang lima menit kemudian ...
”Sori ya ... kelamaan nunggu ... nnggg ... gimana kabarnya?”
“Baik-baik aja Kak ... Cieee yang mo jadi pedete ... tambah keliatan berwibawa aja ...” Dewi tersenyum menggodaku. Ada sedikit kekakuan di dalam percakapan kami. Sementara aku sendiri memang belum bisa benar-benar menenangkan gemuruh jiwa ini.
“Ah ... bisa aja! Yaah ... pada akhirnya memang jalan yang udah disiapin Om G ... bener-bener gak bisa diduga ...”
“Kak Karel ... Dewi sengaja ke sini ... mau ngasih ini ...” Suara Dewi terdengar pelan, setelah beberapa saat kesunyian menyelimuti kami berdua. Sang gadis kemudian menyerahkan lembaran-lembaran kertas kepadaku.
“Baca dulu ya sampai selesai Kak Karel ...”
Dan dengan masih terheran-heran aku menuruti permintaan Dewi. Tak ada satu pun kata yang keluar dari mulutku, dan mulailah aku membaca ...

Kak Karel yang baik,
Maaf ya ... Dewi secara gak sengaja membaca diary Kak Karel. Gak banyak sih, Cuma tiga lembar tulisan tangan Kak Karel. Diary yang secara gak sengaja Dewi temukan di antara tumpukan buku dan kertas-kertas kerja waktu Dewi beresin meja Kak Karel di Sekretariat yang berantakan.
Diary yang mengagetkan!
Jujur ... saat Dewi pertamakali tahu apa yang dirasakan Kak Karel pada Dewi, ada rasa tersinggung dan marah. Ya ... begitu Dewi tau perasaan Kak Karel, awalnya spontan Dewi menganggap bahwa kedekatan Kak Karel dengan Dewi selama ini adalah tipu daya terselubung yang sengaja dirancang Kak Karel untuk ‘mendekati’ Dewi. Dewi menganggap bahwa ada maksud-maksud tertentu di balik keakraban kita. Maksud ‘lain’ yang tersembunyi. Dewi tidak suka itu! Sangat tidak suka! Kak Karel ternyata tidak tulus selama ini. Begitu anggapan yang ada dalam hati Dewi.
Pasti Kak Karel sudah dapat membaca gelagat yang Dewi perlihatkan. Ya ... memang semenjak membaca diary Kak Karel itu ... Dewi jadi males ketemu. Maaf ... bukan Dewi sok kecakepan atau bermaksud merendahkan Kak Karel yang sakit ... maaf ... AIDS. Dewi sama sekali tidak pernah mempermasalahkan sakit Kak Karel. Hanya memang semenjak awal kita dekat ... Dewi hanya menganggap Kak Karel sebagai seorang kakak ... tidak lebih!
Sekali waktu ... pernah juga Dewi mencoba untuk merenungkan dan mempergumulkan apa mungkin Dewi membalas sayang Kak Karel. Namun, setelah Dewi paksa sekuat tenaga ... tetap saja tidak bisa! Kak Karel bagi Dewi adalah seorang kakak. Kakak yang baik. Itu saja.
Kak Karel,
Ternyata ... inilah yang Dewi gak punya. Ya, rasa penyerahan diri secara utuh. Itu yang tidak Dewi punyai selama ini.
Ternyata ... justru karena ketulusan hatilah yang selama ini Kak Karel perlihatkan. Termasuk ketulusan hati dalam menyayangi Dewi. Kak Karel begitu tabah menjalani pergolakan-pergolakan batin yang ada.
Adalah kekeliruan jika Dewi tetap berlaku seperti selama ini!
Maafkan ... maafkan Dewi, Kak Karel!

“Ya ... Tuhan! Jadi Dewi udah tau kalo ...” Aku benar-benar tersentak. Apa yang selama ini aku rahasiakan ternyata telah diketahui. Terkuaknya sebuah rahasia. Rahasia terbesar bahkan. Tanpa aku sendiri menyadarinya.
“Iya Kak Karel ... Dewi sudah tahu!”

Dan kalau boleh ... ijinkan Dewi menjadi Cah Ayu bagi Kak Karel ... Cah Ayu yang bukan hanya ada di atas kertas seperti yang selama ini tertulis ...hihihi Dewi bisa puitis juga, kan?”
“Cah Ayu ... sini!” Aku menggapai tangan milik sang gadis pujaan. Membelai rambut hitam terurai. Memandang sorot mata meneduhkan. Menikmati senyum manis dan wajah ayunya. Bukan hanya di negeri khayalan. Namun nyata adanya.
“Terima kasih Bapa ... terima kasih Cah Ayu!” Hanya itu yang bisa terucap dari mulut dan hatiku yang masih tak habis-habisnya merasa takjub.

Selasa, 20 Januari 2009

CATATAN KESEBELAS

UJUNG SEBUAH PERSIMPANGAN


23022010
04.18 WIB
Cah Ayu,
Nampaknya memang ini jawaban dariNya
Bahwa sebaiknya aku
Berhenti berharap
Akhiri semua asa ini
Bahwa sepertinya
Cah Ayu memang tiada teraih
Memang tak terjangkau
Oleh lengan-lengan lemah ini
Kepak-kepak sayap kecil ini
Bahwa sepertinya bukan kondisilah yang kejam
Bukan salah siapa siapa
Tapi ternyata ...
Akulah yang masih lekat dengan keakuan
Akulah yang berharap terlalu berlebihan
Akulah yang belum mau menerima kenyataan
Dengan hati terbuka
Akulah yang egois memaksakan kemauanku
Tanpa mempedulikan perasaan Cah Ayu
Maafkan ...
Ya, maafkan aku Cah Ayu!
Doakan semoga aku tidak salah dalam melangkah
Menyusuri tapak-tapak kehidupan ini
Bapa,
Kalau masih boleh ...
Biarlah aku simpan RASA SAYANG ini
Rasa Sayang pada Cah Ayu ini
Yang adalah Maria Magdalena Citra Dewi Anggini
Biarlah aku tetap memeliharanya
Tanpa pernah mengharapkan balasan
Yesus,
Iringi langkahku
Untuk tetap bergelut dalam dunia pelayanan
Sehancur
Seremuk redamnya hati ini
Biarkan rasa ini dapat aku pancarkan
Sebagai cerminan kasih daripadaMU
Cah Ayu,
Terima kasih buat semuanya
Semoga ulahku selama ini tidak membuat luka
tidak membuat tersakiti
tidak membuat beban
Aku senang Cah Ayu
Semakin bertumbuh dalam pelayanan dan dalam menapaki alur kehidupan
Teruslah begitu ...
Teruslah tumbuh
Teruslah mengembangkan sayap-sayap
Cah Ayu
Dalam tuntunan OUR LOVELY JESUS
Sementara aku ...
Setidaknya aku akan selalu mencoba
Untuk tetap tersenyum
Untuk tetap terus bersyukur
Bahwa paling tidak
Aku masih dianugrahi RASA SAYANG
Yang akan aku coba
Untuk terus
Aku tempatkan dalam hati ini
Rasa yang tidak menuntut
Rasa yang tiada buta
Rasa yang selalu mencoba untuk mengerti
Rasa yang selalu mencoba untuk memberi
apa yang bisa diberikan
tanpa memusingkan balasan
Rasa yang tidak memaksakan
Bapa,
Terus bimbing Cah Ayu
Agar Cah Ayu dapat menjadi anakMU
yang senantiasa memancarkan
Cahaya kasihMU
Agar Cah Ayu dapat terus bertumbuh dan berkembang
Dalam ketegaran iman
Kelembutan hati
Ketulusan jiwa
Kerendah hatian
Dalam gandengan tanganMU
Amin.
Cah Ayu,
Terus belajar ya
Tetap semangat dalam berpelayanan
Jangan lupa minum air putihnya
Jangan bolong lagi SATE-nya
(belagu nih kayak yang rajin SATE aja hehehe ...)

Dewi berhenti sejenak membaca lembaran-lembaran tulisan tangan yang sangat ia kenal. Tulisan tangan khas yang agak sulit dibaca sebenarnya namun karena Dewi sudah sedemikian sering melihat dan membacanya, dirinya tak menemui kesulitan sedikitpun untuk menyimak deretan-deretan aksara yang ada.
“Kak Karel... benarkah ini ungkapan hati Kakak yang sesungguhnya?” Dewi masih termangu-mangu seakan tak percaya pada rangkaian aksara yang tengah dibacanya.
“Dewi sama sekali tidak pernah menyangka akan apa yang tertulis di sini! Benar Kak Karel! Sunguh-sungguh di luar dugaan!” Perempuan berwajah manis tersebut menggeleng-gelengkan kepala mendapati kenyataan melalui tulisan-tulisan yang ada. Kenyataan bahwa laki-laki yang selama ini dekat dengan dirinya dan sudah menjadi sosok seorang kakak ternyata memiliki rasa yang ‘lain’. Rasa yang sama sekali tak pernah disangka-sangka olehnya.


09032010
23.36 WIB
Cah Ayu,
Apa kabar adik kecilku?
Memang susah ya ...
Untuk mencoba mencabut sesuatu yang sudah merekat
Untuk coba menarik sesuatu yang sudah terlanjur melekat
Sungguh!
Aku sama sekali gak ngerti ...
Inikah yang dikatakan CINTA SEJATI
Atau hanya EGO belaka?
Tapi satu hal yang pasti!
Bahwa aku akan coba sekuat daya dan tenaga yang aku punya
Untuk tidak pernah mempermasalahkan ‘sayang’ ini lagi
Ya ... Cah Ayu,
Biarlah cukup aku yang merasakan
Sedih
Gundah
Gelisah
Gak karu-karuan
Ini ...!
Cah Ayu,
Terus berjuang ya ngadepin semua yang terjadi!
Ngadepin perkuliahan yang nambah berat
Ngadepin tugas2 dan juga tuntutan2 hidup yang ngerepotin
Ngadepin dunia pelayanan yang butuh ekstra kesabaran
Ngadepin situasi yang serba menyulitkan
Ngadepin tempaan-tempaan hidup
Ngadepin aku ... mungkin
Don’t give up ... Cah Ayu
Dan aku yakin Cah Ayu pasti tidak akan menyerah
Good luck ya adik kecilku ...
Doaku selalu menyertai


11032010
00.37 WIB
Bapa,
MisteriMU ini sungguh tak pernah bisa aku jangkau
Aku benar-benar gak tau lagi
Apakah ini cuma keegoisanku
Atau ... memang harus begini lakon yang aku jalani?
Yang jelas ...
Seberapapun kuat
Keras
Dan hebatnya
Aku mencoba
Untuk membuang
Untuk menerima kenyataan

Sekuat itu pula
Rasa ini melekat erat
Tak kunjung mau beranjak pergi!
Cah Ayu,
Aku sayang Cah Ayu
Dan aku sama sekali tak berdaya untuk membunuhnya!
Dan lengkaplah
Lara melanda rapuhnya jiwa
Ketika pertemuan-pertemuan
Yang tak dapat aku hindari
Terjadi hari lepas hari
Waktu demi waktu
Demi sebuah komitmen
Pada apa yang dinamakan PELAYANAN
Cah Ayu,
Aku gak tau
Sampai berapa lama lagi aku mampu bertahan
Dengan ini semua
Sungguh!
Kalau bisa ... aku ingin semua ini lalu dari hadapan
Cah Ayu,
Perasaan sayang yang mengasyikkan sekaligus menyesakkan
Tanpa aku mampu untuk melawannya
Laksana ...
Biduk kecil yang harus tetap berlayar
Dengan layar tercabik-cabik kesesakan yang amat
Dan senantiasa bertemu dengan hembusan angin
Yang adalah dikau ... Cah Ayu
Hembusan menyejukkan
Sekaligus merobek-robek layar serba rapuh
Sebuah kebahagiaan bersanding dengan kesedihan
Tanpa terelakkan
Tapi begitulah adanya
Cah Ayu,
Kalau boleh ... ijinkan aku
Sekali saja aku belai rambut hitam terurai
Wajah ayu meneduhkan
Serta kugenggam erat jemari lembut
SEDETIK saja
Sebagai obat pelipur perih
Nan menyengat
Bolehkah?

“Ya Tuhan ... Kak Karel!” Tanpa terasa lelehan butiran-butiran bening keluar dari sepasang mata bening milik sang gadis. Dirinya terbawa oleh perasaan yang sukar sekali digambarkan dengan kata-kata. Pertanyaan-pertanyaan tanpa jawab yang bersliweran di dalam benaknya terus saja meluncur dan berkecamuk tanpa bisa dikendalikan.
Ketidaksengajaan Dewi menemukan 3 lembar kertas di antara tumpukan buku-buku milik Karel yang bergeletakan tak beraturan di meja kerja itu, berujung pada membuka dan menguaknya apa yang selama ini tersimpan dengan rapat. Entah mengapa malam ini Dewi begitu ingin untuk merapikan buku-buku itu, walaupun sebenarnya memang sudah bukan hal baru lagi jika meja kerja Karel di Sekretariat Komunitas selalu berantakan dengan buku-buku dan kertas-kertas penuh ragam.
“Harus bagaimana selanjutnya aku harus bersikap? Aku toh tak mungkin mengabaikan begitu saja rahasia yang telah aku ketahui ini! Apalagi ini menyangkut dengan diriku ...”

# # #

“Halo ... Dewi ...!”
“Iya ... Kak Karel ... ada apa?”
“Wah kemana aja nih ...? Kok lama gak keliatan ...? Lagi sibuk ya ...”
“Nngg ... biasa Kak ... banyak kerjaan yang musti diselesaiin ...”
“O ... begitu ...! Gimana tugas bikin rekapan jumlah penderita HIV/AIDS berdasarkan umur dan wilayah domisili udah selesai belum?”
“Ya ... ampun! Aduh ... sori banget Kak Karel ... belum kesentuh sama sekali! Aduh ... gimana ya ...”
“It’s oke ...! Gak masalah ... nanti biar aku aja yang ngerjain deh ... soalnya si Albert udah terus-terusan nanyain ... biasa ... buat keperluan Tim Advokasi yang lagi cari data-data ...”
“Yah ... kok jadi ngerepotin Kak Karel ya ... sori banget ya Kak ...!
“Gak apa-apa lagi! Oke kalo gitu selamat ngerjain tugas-tugas ya ... eh kalo lagi ada waktu mampir ke Sekretariat ya ... anak-anak lagi kelimpungan tuh banyak yang harus dikerjain ... oke gitu dulu ya ...”
“Eh ... iya Kak Karel ...”
“Klik ...”


09042010
13.24 WIB
Cah Ayu,
Beberapa hari ini kamu tampak lain
Ada apa Cah Ayu?
Aku lihat keceriaan yang makin menghilang
Aku merasakan ada beban yang sedang melanda
Dan ...
Tidak seperti biasanya
Cah Ayu tidak bercerita kepadaku
Cah Ayu,
Aku cuma bisa berdoa
Supaya Cah Ayu tegar ngadepin entah apapun itu ...

# # #

“Oh ... jadi Cah Ayu yang selama ini dirahasiakan Kak Karel itu Kak Dewi ... memang sih Riska sebenarnya udah ngerasa curiga ngeliat cara natap en perlakuan Kak Karel ke Kak Dewi ... beda!” Riska terbinar-binar melihat lembaran-lembaran kertas yang diberikan Dewi padanya.
“Jujur ... aku sama sekali gak nyangka Ris ... ternyata perasaan Kak Karel lebih dari sekadar adik kepadaku ... aku harus gimana ya Ris?”
“Aduh ... Kak Dewi! Pertanyaannya berat banget! Terus terang aku juga bingung mo kasih advice gimana ...” Riska menghela napas dan nyeruput Strawberry Sparkling Tea yang tadi dipesannya.
“Eh ... sori ya Ris! Bukannya aku kege-eran ... sebenarnya apa sih yang membuat Kak Karel punya perasaan ‘lain’ sama aku ...?”
“Yah Riska juga gak tau persis Kak ...! Kak Karel sangat tertutup untuk hal yang satu ini ... pernah sih Kak Karel ngasih Riska puisi-puisi tentang Kak Dewi ... tapi itu juga top secret abis deh!”
“Kak Dewi ... kalau boleh Riska tau ... perasaan Kak Dewi sendiri gimana? Apalagi Kak Dewi sekarang udah tau perasaan Kak Karel yang sesungguhnya ...” Riska melanjutkan pembicaraannya setelah terdiam beberapa saat.
“Jujur ya Ris ... aku shock banget begitu ngebaca ini ... selama ini aku sama sekali hanya menganggap Kak Karel sebagai sosok seorang Kakak ... Kakak yang baik ... gak lebih! Sekarang ini aku cenderung untuk menghindari pertemuan dan ngobrol dengan Kak Karel ... bukan apa-apa or sok kecakepan ... cuma ya aku masih serba rikuh aja ...” Dewi menghembuskan napas panjang. Ada perasaan tidak enak setelah kata-katanya barusan.
“Kak Dewi ... Riska bisa mahamin itu kok ... nanti Riska coba untuk mancing-mancing Kak Karel ... sapa tau dia mau curhat ma Riska ...” Riska tersenyum dan mencoba mencairkan suasana.
“Makasih ya Ris ... dan satu hal yang perlu kamu tau ... hal ini gak ada hubungannya sama sekali dengan kondisi kesehatan Kak Karel ...”
“Iya ... iya ... Riska ngerti banget hal itu ... Riska percaya Kak Dewi gak pernah masalahin Kak Karel yang kena AIDS ... swear ...! Riska juga udah nganggep Kak Dewi sebagai bagian dari keluarga ... hihihi! Kayak drama aja ya Kak ...”
“Makasih Ris ... kamu emang kayak kakak kamu ... baik en selalu mau mengerti orang lain ...”
“Udah Kak Dewi ... diminum dulu tuh minumannya tar lumutan lagi ...hihihi! Eh ... Kak Dewi kita jalan-jalan yuk ... kan udah lama kita gak muter-muter bareng di Mal ... gimana?”
“Sapa takut ...!” Dewi tertawa. Hatinya sekarang sudah agak lega. Paling tidak dia tidak memendam sendirian apa yang tengah merisaukan hatinya. Tapi, tiba-tiba saja Dewi teringat pada seseorang yang justru telah sekian lama memendam perasaan sendirian. “Kak Karel ... maafkan Dewi ya yang gak bisa punya rasa selain sebagai seorang adik ... mudah-mudahan Kak Karel tidak terus-terusan memendam dan merelakan kenyataan yang terjadi ...sekali lagi maaf Kak Karel!” Dewi menggumam dalam hati.

# # #

Apr 19,2010 07.16
To : Tjah Ajoe
Ulang Tahun adl momen indah sbg ungkapan syukur atas curahan berkat tak terkira dariNya. Momen untuk menapaki hari2 berikutnya dgn kedewasaan & penyerahan lebih lagi.
Semoga tetap jadi insan istimewa yang snantiasa mewarnai mayapada dgn terang kasih & ketulusan hati. Amin.
HAPPY BIRTHDAY!!
Send ...


19042010
07.24 WIB
Bapa,
Apa memang sebaiknya aku bagikan kesesakan ini pada seseorang
Apa memang sebaiknya aku tidak terus-terusan menyimpannya sendiri
Apa memang sebaiknya begitu, ya Tuhan?
Agar aku tidak tenggelam dalam alam perasaanku sendiri
Agar aku tidak terbenam dalam dunia maya khayalku sendiri
Berilah aku petunjuk
Akan apa yang sebaiknya aku lakukan, ya Bapa ...

“Kak Karel ... selamat pagi!” terdengar suara dari depan pintu kamarku.
“Eh ... kayaknya pagi-pagi begini udah ada dewi yang turun dari kahyangan nih!” Aku menoleh ke arah Riska berdiri dan tersenyum menggoda, melihat adikku tersayang sudah berdandan rapi.
“Ah ... emang gak boleh ... pagi-pagi udah cantik ...! Kak ... hari ini ada acara gak?” Riska menghampiri diriku dan seperti biasa bergelayut dengan manja di sampingku.
“Nah ... gak usah basa-basi deh! Kalo ada maunya pasti ngebaik-baikin ... hehehe! Ada apa adikku tersayang? Kebetulan hari ini gak ada acara kemana-mana ...”
“Asik ... kalo gitu anterin Riska jalan-jalan ya ... suntuk nih! Pengen refreshing ...”
“Tuh kan ...! Nngg ... gimana ya ... coba mikir-mikir dulu ...”
“Ih ... mosok sama adik sendiri begitu! Ayo dong Kak ... mau ya ...ya? Pokoknya harus mau ...!
“Hehehe ... iya ... iya ... gitu aja ngambek!” Aku tertawa melihat tingkah Riska. Adikku satu ini memang tak pernah berubah. Tetap Riska yang manja. Kemanjaan yang selalu membuatku tak pernah berhenti untuk mencurahkan kasih sayang dan perhatian.
“Oke ...! Kakak mandi dulu ya ...!”
“Sip deh ...”

Dua jam berselang ...
“Ris ... begitulah perasaan yang selama ini Kakak pendam ... perasaan yang mengasyikkan sekaligus menyesakkan ... karena Kakak tau jarak antara Kakak dan Kak Dewi terlalu jauh dan terlalu dalam ...”
“Kak Karel ... Riska sungguh gak sanggup musti berkata apa ...”
“Ris ... Kamu sudah jadi pendengar yang baik saja itu sudah sangat berarti ... paling gak Kakak bisa melepaskan apa yang selama ini tertanam di dalam hati Kakak ...”
“Hehehe ... Kakak gak nyangka lho ...! Adik Kakak yang satu ini bisa begitu sabar menjadi pendengar tanpa ada selaan sedikit pun ....! Hebat ...euy ...!” Aku mencoba menetralisir suasana dengan banyolan. Banyolan kering tentu saja.
“Sapa dulu dong kakaknya ...! Terus apa yang mo Kakak lakukan ...?”
“Hhmmhhh ... Kakak sadar sesadar-sadarnya ... bahwa kasih sayang sejati adalah memberi yang bisa diberikan tanpa memusingkan balasan ... dan itulah yang Kakak coba untuk terus Kakak lakukan ... dan tentu saja selalu berusaha nyerahin semua ke Om Gondrong terkasih ...!”
“Nah ... seandainya memang Our Lovely Om G punya rencana lain ... alias Kak Dewi ternyata bukan jodoh Kak Karel ... gimana?” Terlihat hati-hati sekali adikku Riska dalam memilih kata-kata. Dia paham kalau aku, sang kakak tercinta, sedang dalam kegalauan hati yang sangat.
“Ris ... sampai saat ini pun Kakak sedang dalam pergumulan untuk dapat pasrah menyerahkan semua ke Tangan Om G ... pasrah untuk dapat menerima apa pun yang terjadi ...”
“Kak Karel ... Riska hanya bisa bantu dalam doa ...”

CATATAN KESEPULUH

MENAPAKI TITIAN KEHIDUPAN



KEMANA HIDUP AKAN MEMBAWA

Bapa,
Kalau masih boleh
anakMU ini bertanya ...
sebegitu kuatkah diri ini?
Hingga
Realita yang ada di hadapan
Berbanding terbalik
Dengan harapan
Cita-cita
Angan-angan
Yang coba dirajut
Hingga
Setelah enam langkah menapak ke depan
Disusul enam langkah melompat ke belakang
Kembali ke TITIK NOL
Mau tidak mau
Suka tidak suka
Berganti haluan
Bapa,
Hidup tetap akan berjalan
Dan hidup akan menemukan jalan!
Maka ...
Tuntun dan bimbing
Pada ke mana hidup akan membawa


18092009
17.34 WIB
Cah Ayu,
Kepakkanlah sayap-sayap kecilmu setinggi mungkin
Bentangkanlah tapak-tapak langkahmu sejauh mungkin
Selamilah intisari kehidupan sedalam mungkin
Hayatilah lakon panggung semesta
Reguklah setiap alur dalam Skenario Kemisterian
Dalam naungan Tangan-Tangan lembut
Milik Sang Kuasa Segala
Sang Sutradara Sejati
Berbahagialah selalu
Karena dikau pantas untuk bahagia
Karena dikau berhak untuk bahagia
Namun ...
Saat kepak sayap terasa lelah
Saat tapak kaki terasa berat
Saat kehidupan terasa getir
Saat panggung mementaskan lakon kepedihan
Saat aliran misteri terasa kering
Dan saat berlayar dalam samudera kesendirian
Ingatlah bahwa
Akan ada seorang
Yang mau mendengarkan
Yang selalu mendampingi
Yang siap menemani
Itu saja!
Bapa,
Bimbing aku untuk tetap menerima apa yang dibawa hidup ini!
Biarlah aku dapat menjalani
Aliran kehidupan hanya dengan penyerahan penuh
Dan sukacita
Biarlah aku tetap percaya
Bahwa dalam keadaan apapun yang tengah terjadi
Semua adalah demi RENCANA BAIK
daripadaMU

# # #

Aku mengamati lembaran-lembaran kertas kerjaku yang sebagian berisi tabel-tabel jumlah penderita HIV/AIDS, dan setelah menghembuskan napas sejenak ... aku menyerahkan lembaran-lembaran tadi kepada Dewi. “Dewi ... ini makalahku buat acara seminar besok ... coba dibaca dulu kira-kira sesuai gak sama tema yang mau dibawain ...”
“Siap Bos ...! Tenang aja Kak Karel ... Dewi percaya kok kalo Kak Karel yang bikin mah pasti tokcer ... hihihi ...”
“Dasar! Jangan kebanyakan muji ah ... nanti jadi besar kepala ... tapi sebenernya gak usah dipuji juga udah ketauan ... emang dasarnya cerdas ... hehehe ...!”
“Udah deh kumat over confident-nya ... gak boleh dipuji sedikit ... langsung kege-eran ...”

HIV/AIDS DAN PERKEMBANGANNYA
Sebuah Catatan untuk Kejadian di Indonesia

Sebelum kita melihat perkembangan HIV/AIDS di Indonesia berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan, ada baiknya kita melihat sejenak mengenai asal-usul diketemukannya penyakit mematikan yang kemudian dikenal dengan HIV/AIDS, serta kapan pertama kali ditemukan masuk ke Indonesia.
Sebuah artikel yang ditulis oleh Annabel Kanabus & Sarah Allen di dalam Majalah AVERT edisi 10 Pebruari 1999 mengemukakan bahwa : kasus AIDS pertama kali ditemukan di Amerika Serikat paa tahun 1981, namun hanya sedikit informasi yang dapat diperoleh. Dan sekarang (sejak tahun 1999 –catatan pen.) sudah ada bukti secara jelas bahwa AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV.



Asal-usul HIV bukan hanya menyangkut masalah akademik, karena tidak cukup hanya memahami dari mana asal virus tersebut, tetapi juga faktor bagaimana virus ini berkembang menjadi penting sekali untuk mengambangkan vaksin HIV dan pengobatan yang lebih efektif. Selain itu, pengetahuan tentang bagaimana epdemi AIDS timbul menjadi penting dalam menentukan bentuk epidemi di masa depan serta mengembangkan pendidikan dan program pencegahan yang efektif.
HIV adalah bagian dari keluarga atau kelompok virus yang disebut lentivirus. Lentivirus seperti HIV ditemukan dalam lingkup luas primata non-manusia. Lentivirus yang lain, secara kolektif sebagai virus monyet yang dikenal dengan SVI (Simian Immnodeficiency Virus).
HIV/AIDS di Indonesia
HIV/AIDS pertama kali terdeteksi di Indonesia pada tahun 1987. Namun, diperkirakan HIV/AIDS mulai masuk di Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya. Sementara itu, perkembangan HIV/AIDS dari tahun ke tahun dapat dilihat berdasarkan tabel-tabel berikut ini :

“Lho Kak Karel ... tabel-tabelnya mana ...? Kok gak ada ...!!” Dewi mengernyitkan dahinya tanpa keheranan.
“Hehehe ... jangan kuatir ‘Non ... ini prin-prinan tabel-tabelnya ... Cuma nanti gak usah dicopi ... kan disediain slide ... ditampilin di slide aja ...” Aku menyerahkan print out tabel-tabel yang dimaksud oleh Dewi.
“O ... begitu ... jadi yang dicopi cuma tulisannya aja ... oke Bos ... gimana baiknya aja ...” Dewi mengambil print out yang aku serahkan dan segera membacanya.

JUMLAH KASUS HIV/AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
Per Desember 2006
Jenis Kelamin/Sex AIDS AIDS/IDU
Laki-laki/Male 6604 3807
Perempuan/Female 1529 274
Tak diketahui/Unknown 61 37


JUMLAH KASUS HIV/AIDS MENURUT GOLONGAN UMUR
Per Desember 2006
Golongan Umur/Age Group AIDS AIDS/IDU
< 1 tahun 37 0
1 – 4 tahun 70 0
5 – 14 tahun 22 1
15 – 19 tahun 222 97
20 – 29 tahun 4487 2885
30 – 39 tahun 2226 886
40 – 49 tahun 647 134
50 – 59 tahun 176 16
> 60 tahun 38 6
Tak diketahui/Unknown 269 93


JUMLAH KUMULATIF KASUS HIV/AIDS BERDASARKAN PROPINSI
Per Desember 2006
NO PROPINSI AIDS AIDS/IDU TOTAL MATI
1 DKI Jakarta 2565 1839 4404 420
2 Papua 947 4 951 221
3 Jawa Timur 863 475 1338 258
4 Bali 399 124 523 74
5 Riau 97 15 112 40
6 Jawa Barat 940 757 1697 188
7 Kalimantan Barat 553 106 659 106
8 Sumatera Utara 242 110 352 48
9 Sumatera Selatan 91 52 143 22
10 Jawa Tengah 290 86 376 138
11 Maluku 119 50 169 53
12 Sulawesi Utara 101 24 125 37
13 Yogyakarta 89 55 144 11
14 Sulawesi Selatan 143 91 234 62
15 Kalimantan Timur 10 4 14 8
16 NTT 29 4 33 4
17 Kalimantan Tengah 1 1 2 1
18 Jambi 83 49 132 29
19 Lampung 102 83 185 32
20 NTB 62 30 92 16
21 Bengkulu 23 15 38 6
22 Sumatera Barat 64 53 117 32
23 Kalimantan Selatan 12 7 19 5
24 Sulawesi Tenggara 2 0 2 0
25 Sulawesi Tengah 1 1 2 1
26 Nangroe Aceh Darussalam 6 1 7 2
27 Maluku Utara 3 1 4 1
28 Kepulauan Riau 203 21 224 91
29 Bangka Belitung 50 15 65 3
30 Gorontalo 3 2 5 1
31 Irian Jaya Barat 58 5 63 0
32 Sulawesi Barat 0 0 0 0
TOTAL 8151 4080 12231 1910


“Wah ... jumlah orang yang terjangkit HIV di Indonesia ternyata banyak juga ya Kak Karel! Dan tersebar di hampir semua propinsi di Indonesia ... Terus gimana cara pendampingannya ya Kak ...?”
“Hhmmm ... jumlah di dalam tabel itu masih belum merupakan data semua penderita HIV/AIDS yang ada di Indonesia ... dan itu pun data pada tahun 2006! Aku sengaja gak nampilin data tahun ini supaya nanti ada pertanyaan en bisa diskusi lebih lanjut di sesi tanya jawab ... oke?”
“Maksud Kak Karel ...?” Dewi menatap ke arahku dengan sorot mata penasaran. Tatapan yang masih saja membuat dadaku bergetar dan setiap tingkahku seakan menjadi serba salah.
“Maksudnya ... masih ada para penderita yang tidak atau belum mau orang lain tahu bahwa mereka menderita AIDS ...”
“Mereka sengaja merahasiakannya dari siapa pun, kecuali pihak dokter dan rumah sakit tempat mereka melakukan Tes HIV/AIDS ... hal ini dimungkinkan karena dokter dan rumah sakit diwajibkan untuk menjaga kerahasiaan jika yang bersangkutan meminta untuk dirahasiakan ...”
“Nah ... untuk lebih jelasnya ... Mbak Dewi ikut aja seminar besok ...” Aku tersenyum jahil. Naluri kejahilanku kumat melihat ekspresi serius sang gadis di depanku menyimak kallimat demi kalimat yang mengalir dari bibirku.
“Ih ... orang lagi serius malah digodain ... “ Dewi merajuk manja ketika tersadar bahwa dirinya tengah dijadikan obyek kejahilanku. Tak lama berselang sang gadis manis itu kembali meneruskan mencermati data-data yang ada di tangannya.

JUMLAH KASUS HIV/AIDS BERDASARKAN TAHUN PELAPORAN
TAHUN HIV AIDS TOTAL AIDS/IDU
1987 4 5 9 0
1988 4 2 6 0
1989 4 5 9 0
1990 4 5 9 0
1991 6 15 21 0
1992 18 13 31 0
1993 96 24 120 1
1994 71 20 91 0
1995 69 23 92 1
1996 105 42 147 1
1997 83 44 127 0
1998 126 60 186 0
1999 178 94 272 10
2000 403 256 658 65
2001 732 219 951 62
2002 648 345 993 97
2003 168 316 484 122
2004 649 1195 1844 822
2005 875 2638 3513 1420
2006 986 2873 3859 1517
TOTAL 5229 8193 13422 4118

“Gawat juga ya Kak Karel ... hampir tiap tahun jumlah penderita HIV/AIDS selalu mengalami peningkatan ...” Dewi menggumam mengomentari data-data yang ada di dalam tabel.
“Terus ... Kak Karel! File tabel-tabelnya dalam bentuk apa ...?”
“O ... ini sudah aku buat dalam format Excel en Power Point ... tinggal dicopi aja di harddisk ... oke ...” Aku mengambil flash disk dari saku celanaku dan menyerahkan kepada Dewi.

# # #

20092009
22.49 WIB

“Via Domini Aliae Sunt Hominibus Prospositus”
Jalan TUHAN Lainlah dari yang Dirancang Manusia

Bapa,
Begitulah ungkapan yang tepat menggambarkan
Apa yang sedang aku alami di dalam alur kehidupan ini
Ya ...
Apa yang selama ini aku rancang
Skenario yang selama ini aku buat
Rencana yang selama ini aku susun
Sedemikian rupa ... serapi dan semaksimal mungkin
Ternyata jauh berbeda dengan Rancangan yang telah Engkau tetapkan
Bapa,
Jalan yang Engkau pilihkan untukku
Bapa,
Seorang RABINDRANATH TAGORE pernah menulis demikian :
Inilah permintaanku padaMu, junjunganku!
Pukullah dan kenailah akar takut dalam hatiku.
Berilah aku kekuatan menanggung senang dan sedih dengan rela hati
Berilah aku kekuatan membuat cintaku mengabdi dan berbuah
Berilah aku kekuatan supaya aku tak kan pernah menyingkirkan orang miskin, dan merendahkan diriku terhadap kekerasan
Berilah aku kekuatan meninggikan budiku di atas kejadian-kejadian sehari-hari yang tiada berarti
Dan berilah aku kekuatan memberikan kekuatanku dengan ikhlas kepada kemauanMu.
Maka biarlah aku dapat belajar untuk selalu menyerahkan segala kehidupan hanya kepadaMu ... ya Bapa!
Berilah aku kekuatan untuk senantiasa menapaki titian kehidupan ini dengan ikhlas seturut kemauanMu ...
Amin.

25122009
01.57 WIB
Bapa,
Selamat Natal!
Sehabis mengisi Malam Renungan Natal di Komunitas ...
Malam renungan bertajuk, “Renungan Natal ODHA dan OHIDHA Nasional”
Wow ... NASIONAL
Aku menjadi Pelayan Firman dalam kegiatan bersekup Nasional ...
Hehehe ... sekali waktu narsis sedikit gak papa ya Bapa!
Sekali tempo membanggakan diri sendiri kan gak ada salahnya ...
Begitulah ...
Pada akhirnya hidup memang harus terus berjalan
Pada akhirnya hidup memang akan tetap berjalan
Dan pada akhirnya hidup akan menemukan jalan!
Terima kasih Bapa!
Kian hari Engkau semakin membukakan diriku
Bahwa rencana baiklah yang Engkau berikan padaku
Rencana yang sungguh baik
Keberadaanku di Komunitas semakin terbentang
Kiprahku di Komunitas semakin tergali
Dan semakin terbukalah bahwa
Di Komunitaslah diriku Engkau tempatkan
Untuk bertekun dan berserah
Menanam bibit-bibit pelayanan
Sampai pada akhirnya nanti menuai kebahagiaan sejati
Terima kasih Bapa!
Selamat Natal!

# # #

“Selamat Natal Kak Karel! Tumben ... pagi-pagi udah beredar di sini ...?” Suara yang amat kukenal menyapaku. Aku segera menoleh ke belakang, ke arah asal suara yang selalu membuat getaran-getaran bersliweran di hati ini.
“Selamat Natal juga Dewi! Aku lagi pengen sendiri aja di sini ... pengen menikmati suasana Natal di sini ... lho Dewi sendiri ngapain ke sini ... kan masih libur Sekretariat ...?” Agak kikuk juga diriku dengan pertemuan yang tidak disangka-sangka ini.
“Ih ... emangnya gak boleh kemari kalo Sekretariat libur ...? Emangnya Kak Karel aja yang bebas kemari kapan aja ...?”
“Aduh ... jangan sewot gitu dong! Hehehe ... boleh ... boleh kok Dewi ke sini kapan aja ... semua orang juga boleh ... gak ada yang melarang ... cuma kalo aku kebetulan gak ke sini ... gimana caranya Dewi masuk Sekretariat ... kan yang pegang kuncinya cuma aku, dokter Herman, dan Pak Narto -penjaga sekaligus petugas kebersihan di sini ...”
“Benar juga sih ... Dewi cuma kebetulan aja mampir ... tadi dari depan Dewi liat kok ada tanda-tanda kehidupan di dalam ... so Dewi masuk aja siapa tau ada kegiatan di Komunitas ... eh taunya ketemu sama ...”
“Ketemu sama orang ganteng ye ...”
“mulai deh ...”
“Hehehe ... dilarang sirik! Eh ... Cah A ... eh ... eh ... Dewi ... bantuin aku stand by di Harapan On Line aja yuk sekalian ngecek-ngecek e-mail yang masuk ... kali aja ada yang urgen en kudu segera dijaweab ... gimana?”
“Siap Bos ... eh Kak Karel barusan manggil apa ...?”
“Ah ... gak kok ... salah panggil aja ... hehehe ... ayo let’s do our job ...” Aku memaki diriku sendiri, atas kecerobohan yang nyaris saja membawa masalah. Beginilah kalau rasa berbeda dengan apa yang mesti ditampilkan ke permukaan.

CATATAN KESEMBILAN

REALITA ADALAH REALITA


Awal Tahun 2009
00.37 WIB
Bapa,
Tahun baru ini
Boleh jadi tahun baru paling menyebalkan!
What a suck new year!
Masih tak habis-habisnya aku bertanya
Masih tak putus-putusnya aku memaki
Masih tak henti-hentinya aku protes
Mengapa aku?
MENGAPA AKU?
Ya Bapa ...

Mengapa KAU torehkan kenyataan ini?
Kenyataan yang membawa diriku ke dalam lubang sempit tak menentu!
Kenyataan yang menyeretku dalam kebimbangan
Tak terkirakan
Aku teringat akan apa yang pernah dikatakan Santo Gregorius dari Nazianz, demikian :
Orang bijaksana mengambil manfaat dari malapetaka yang menimpanya. Setelah sadar akan apa yang dialaminya, ia berkata : “Baik bagiku, bahwa aku diberi ajaran seperti ini, ya TUHAN, agar aku mematuhi perintahMU ... karena menderita orang mendekati TUHAN dan dalam kesesakan mereka mendapat penolong ...”
Tapi sungguhkah aku dapat berlaku demikian?
Sungguhkan aku dapat menyelami perkataan sang orang kudus
Untuk kemudian memberlakukannya dalam kehidupanku?
Sungguh Bapa ... aku tidak tahu!
Sementara rasa tak menerima ini terus melekat!
Mengapa aku yang memiliki cita-cita mulia
Harus KAU hentikan!
KAU campakkan!
KAU putus tanpa aku bisa melawan!
Jujur Bapa!
Aku belum dapat sepenuhnya berserah!
Dan ketika perlahan pemberontakan rasa itu
Mulai merambat pergi
Dari hati ini
Kenapa justru KAU hadirkan rasa yang menurut banyak orang adalah anugrah
Namun buatku adalah siksa dalam bentuknya yang lain
Bapa,
Kenapa tidak KAU cabut saja nyawa ini!
Kenapa tidak KAU hentikan saja nafas di tubuh ini!
Atau haruskah aku yang melakukannya
Jawab aku!
Jawab aku Bapa!

03.55 WIB
Bapa,
Masih dengan pertanyaan yang aku sendiri gak tahu apa jawabannya
Ada sebuah pesan dari sahabat ....
Yesterday is a history
Tommorow is a mystery
And Today is a gift
Memang ... ya Bapa!
Kehidupanku di depan adalah misteri
MISTERI
Yang sebaiknya tidak aku pertanyakan
Bapa,
Ada kalimat dari film “Spiderman 2” yang tadi sempat aku tonton ...

Bahwa jika kita ingin berbuat kebenaran
Kadangkala kita harus melepaskan semua
Termasuk apa yang kita inginkan
Harapkan
Impikan
Juga rangkaian syair milik Kahlil Gibran dalam ‘Sang Nabi’
demikian,
Apabila cinta memanggilmu, ikutlah dengannya, meski jalan yang akan kalian tempuh terjal dan berliku. Dan pabila sayap-sayapnya merengkuhmu, pasrahlah serta menyerahlah, meskipun pedang yang tersembunyi di balik sayap itu akan melukaimu. Dan jika dia bicara kepadamu, percayalah, walau ucapannya membuyarkan mimpimu, bagai angin utara memporak-porandakan pertamanan.
Ya ...
Semoga semua yang aku dengar, lihat, dan baca ....
Dapat menjadi media refleksi
Dan merupakan petunjuk dariMU
Bagi apa yang seharusnya aku jalani
Walau tak urung tetap ada tanya menyisa ...
Mampukah aku seperti itu, ya Bapa?
Mampukah aku dengan ikhlas melepaskan
Semua mimpi-angan-harapan-cita-keinginan
Untuk memiliki Cah Ayu?
Untuk hanya menyayangi Cah Ayu
Tanpa pernah merisaukan balasan yang aku terima
Mampukah aku ...
Memberikan yang terbaik yang aku bisa
Untuk Cah Ayu
Tanpa pernah berharap apapun
Selain untuk bisa memberi dan memberi?
Mampukah aku, ya Bapa?
SEMOGA
Ya ... semoga

Pimpin
Bimbing
Sertai
aku ya Bapa
Untuk bisa menerima dan berserah total
Pada semua ini
Dan jika masih boleh
Ijinkan aku untuk tetap sayang pada Cah Ayu
Karena aku memang sayang pada Cah Ayu
Karena rasa sayang ini aku anggap sebagai anugrah
Anugrah yang datang dariMu
Cah Ayu ...
Makasih
Hanya itu yang mampu aku ucapkan

Aku menoleh ke arah Hand Phone-ku yang tergeletak di atas rak CD tempat koleksi MP3. Ada pesan masuk di alat komunikasi mungilku itu.
Jan 1,2009 04.18
From : Tjah Ajoe
Happy new year too my bro! Wooiii jgn brkutat didpn kmputr aj....!!!
Nikmati prgntian taon dgn happy2
KKrl..mnding gbung ma qta2 di grj..rame lho..!!
Aku tersenyum membaca ucapan selamat dari seseorang yang amat aku kenal. Seseorang yang selama ini selalu menghiasi mimpi-mimpi indahku. “Pantesan ... Cah Ayu gak bales-bales SMS-ku! Rupanya sedang ada acara di gereja dia ...” Aku menggumam di dalam hati dan segera menekan tombol-tombol huruf untuk membalas pesan yang aku terima.
Jan 1,2009 04.26
To : Tjah Ajoe
Wah enk dunk! Tau aje ada org lg ngetik2 di kmputr..
Y udh met nikmatin taon baruanny ma ank2 grj
GBU
Send ...
Selang beberapa menit, kembali terdengar nada sebagai tanda ada pesan yang masuk ke Hand Phone-ku.
Jan 1,2009 04.39
From : Tjah Ajoe
Bener niy g mo gbung..tar nyesel loh! ..Masih ada aym en ikan bakar tuh..hihihi
BTW makasi y kiriman Puisi Akhir taunny..bagus bgt loh!
Jd sukses deh acr Refleksi Akhir Taun..once again tararengnkyu verimuch..
“Oh ... puisi yang tempo hari diminta itu buat acara di gereja toh!” Ada rasa bangga bertengger di dalam hatiku, mengetahui bahwa aku bisa membantu orang yang aku sayangi. Meskipun aku bungkus sedemikian rupa sehingga tak ada seorang pun yang tahu. Termasuk Cah Ayu yang adalah Maria Magdalena Citra Dewi Anggini. Aku jadi teringat akan puisi yang yang buat itu ... segera aku mengambil hasil coret-coretanku di dalam laci meja belajar.



ADA SESUATU MALAM INI
Ada keheningan malam ini
Terantuk pada ada sadar diri
Waktu telah bergeser
Tahun telah berganti
Titian kalbu sejenak undur
Melintas bayang-bayang lampau
Pada kemana hidup membawa
Pada sikap diri
Pada asa yang mewujud
Pada rangkaian samsara
Pada gelegar amarah
Pada kuatnya kelekatan ego
Malam ini ada tanya tersembul
Semua adalah karsa Sang Empu Alam
Atau pengejawantahan keakuan
Ada perenungan malam ini
Apa yang telah diri berikan pada hidup
Apa sesembahan pada Sang Khalik
Atau hanya pinta meraja
Bersembunyi dalam topeng doa
Namun semu tiada hati
Ada refleksi mengemuka malam ini
Pada langkah kaki masa lampau
Apa jalan yang dilakoni
Selaras harmonis kehendak Gusti Allah
Atau sekadar keinginan tubuh yang mewujud
Berlindung dalam pembenaran diri
Ada serangkaian doa bertutur malam ini
Dengan kepala tertunduk
Dengan hati merendah
Dengan jiwa berserah
Ya Tuhan …
Duh Gusti …
Oh My Lord !
Jangan biarkan kami berpaling
Berada dalam sekat kemegahan hati
Laksana burung merak
Senantiasa mengibaskan ekor indahnya
Tertutup mata dan telinga
Tak sadar serigala mengintai
Ada sebentuk asa tercipta malam ini
Jadikan masa yang telah lalu
Sebagai ajang cerminan
Pada hidup di depan
Agar senantiasa diri ini
Bersandar
Berpegang
Berpijak
Pada kemuliaan dan kebesaran
NamaMu Junjungan Sejati
Amin.
# # #

04012009
02.49 WIB
Cah Ayu,
Tahun yang baru!
Tentunya juga dengan harapan-harapan baru
Cita-cita baru
Angan-angan baru
Langkah-langkah baru
Yang mungkin masih bisa aku rancang
Cuma ....
Ada satu yang masih dan akan tetap tinggal
Ya ....
RASA SAYANG !
Rasa Sayang diri ini pada Cah Ayu
Yang adalah Maria Magdalena Citra Dewi Anggini
Cah Ayu,
Akhirnya aku mencoba untuk sadar
Untuk bisa nerima keadaan
Untuk membuang ego
Ya ....
Sebisa mungkin aku akan berusaha jadi kakak yang baik buat Cah Ayu
Asalkan itu bisa membuat Cah Ayu bahagia
Karena Cah Ayu berhak untuk bahagia
Tuhan Yesus,
Biarlah KAU pilihkan orang yang terbaik untuk Cah Ayuku –siapapun dia
Walau jujur tentu saja aku berharap I am the man.
Tapi yang lebih dari harapanku, biarlah KAU pilihkan orang yang bisa membuat Cah Ayu bahagia
Ya BAHAGIA !
Karena Cah Ayu pantas untuk mendapatkannya
Cah Ayu berhak untuk bahagia
Tuhan Yesus,
Kalau memang kehendakMU untuk aku hanya menjadi seorang kakak, biarlah KAU sertai aku untuk mencoba dengan sebaik mungkin
Jujur ...
Kalau itu bisa membuat Cah Ayu bahagia maka aku akan mencoba sekuat tenaga
Dan biarlah aku menyimpan RASA ini ya Tuhan
Karena aku tidak sanggup untuk
Membuangnya
Menepisnya
Menampiknya
JADIKAN KAMI SETIA

Ya, YESUS!
Ajarilah kami untuk pasrah berserah
Ajarilah kami untuk hanya selalu menerima DIKAU
Dan apa yang KAU kehendaki
Meski tak sesuai dengan
Kepastian dan kejelasan
Yang kami inginkan
Dalam segenap kelemahan
Kesulitan
Kerapuhan
Kami!
Ya, YESUS!
Jadikan kami tetap setia
Hanya padaMU
Dan .......
Our Father which art in heaven, Hallowed be thy name. Thy kingdom come, Thy will be done in earth, as it is in heaven. Give us this day our daily bread. And forgive us our debts, as we forgive our debtors. And lead us not into temptation, but deliver us from evil: For thine is the kingdom, and the power, and the glory, for ever.
Amen.
“Halo ... Sang Petapa Muda! Apa kabar lo ...? Selamat Tahun Baru ye Coy ...” Suara di ujung sana dengar sesuai dengan ciri khasnya. Ciri khas milik seorang Albert.
“Wahai Sang Pembela Kaum Lemah ...! Gile kemana aja Pak Penasihat Hukum ... lama gak kedengaran kabar beritanya ...? Selamat Tahun Baru juga ...”
“Coy ... udah lama gak kongkow-kongkow nih ... ada waktu gak ...?”
“Boleh juga tuh ... kira-kira si Bono bisa diajak gak ya ...?” Aku antusias sekali dengan ajakan Albert, karena di samping kebetulan sedang tidak ada kegiatan. Aku kangen untuk bercengkrama dengan sahabat-sahabatku ini.
“Don’t worry ... si BonBin udah gue kontak kok ... en dia udah di perjalanan menuju ke sini ... gimana kita ketemu di cafe biasa ...?” Suara di seberang sana terdengar bersemangat menanti persetujuan dariku.
“Sip deh ... atur aja ... gue langsung meluncur ke sana ...”
“Oke Coy ... see ya!”
“Klik ...”

# # #

28012009
01.58 WIB
Cah Ayu,
Tak habis-habisnya
Tak henti-hentinya
Tak putus-putusnya
Tak hilang-hilangnya
Sebuah kata tanya hadir
Bertengger
MENGAPA?
Ya ...
Mengapa?
Mengapa tak kunjung hilang?
Rasa ini ...
Rasa yang ujung-ujungnya hanya menyesakkan dada!
Rasa yang pada akhirnya meremukkan hati
Cah Ayu,
Apa yang harus diri ini lakukan?
Apa yang sebaiknya aku lakukan?


10052009
04.21 WIB
Cah Ayu,
Udah lama ya kita gak pernah ngobrol2 lagi ...
Gak tau apa Cah Ayu ngerasa hal yang sama denganku
Ngerasa pengen sedikit saja dikasih kesempatan buat ngobrol bareng
Ngerasa pengen sebentar saja berdua tanpa ada yang mengganggu
Ngerasa pengen ada kesempatan untuk berbagi rasa
Berdua ... ya just two of us!
Begitulah sejujurnya yang aku rasakan ...
Aku kangen
Aku rindu Cah Ayu
Cah Ayu,
Kenyataan ini memang tidak bisa aku tepis sedikitpun
Kenyataan kalo aku sayang Cah Ayu
Entah sampai kapan akan terbuka kesudahan dari semua ini
Jujur ...
Aku sama sekali gak bisa untuk berlaku sekadar hanya sebagai seorang kakak
Harapan-harapan dan angan-angan itu masih saja bertahta
Entah sampai kapan ...
Cah Ayu,
Aku berusaha untuk sekuat tenaga merelakan
Melepaskan
Menerima kenyataan yang ada
Bahwa hanya bertepuk sebelah tangan yang terjadi
Bahwa rasa yang Cah Ayu miliki tidaklah sama dengan harapanku
Bahwa hati Cah Ayu bukanlah milikku
Begitulah realita yang adalah realita

Cah Ayu,
Aku juga selalu mempersiapkan diri
Jika pada saatnya nanti Cah Ayu bersanding dengan orang lain
Jika pada waktunya nanti Cah Ayu bersandar pada hati yang lain
Sungguh ...
Walaupun aku tahu bahwa aku gak akan pernah siap menghadapinya
Cah Ayu,
Biarlah Cah Ayu tetap menjadi inspirasi dalam hidupku
Biarlah Cah Ayu tetap menjadi Cah Ayuku
Cah Ayu yang bisa aku pandang
Cah Ayu dengan senyum manis
Cah Ayu dengan sorot mata meneduhkan
Cah Ayu dengan wajah ayu
Yang ada dalam ruang rinduku

CATATAN KEDELAPAN

MENGAWANG SUKMA MEMELUK BAYANG


Pembaca yang bijak bestari,
Aku akan awali episode ini dengan sebuah puisi ...
Sori ya bagi yang bukan kaum puisimania
Anda sebaiknya berbesar hati untuk tetap membaca catatan-catatan ini
Catatan-catatan yang akan bertaburan dengan puisi
Oke ... bisa kan berbesar hati barang sejenak ...
Yah kalo gak bisa sih ya KEBANGETAN
Hehehehehe ......

Cah Ayu

Sebuah mimpi
Yang ada dalam realita
Sekaligus
Sebuah realita
Yang adalah mimpi
Ketika tergambar
Senyum manis
Wajah ayu
Sorot mata meneduhkan
Yang ada namun tiada
Juga tiada namun ada
Cah Ayu,
Jika tembok sudah tertutup rapat
Dan jika jarak sudah terbentang
Ijinkan diri ini
Menyimpannya
Hanya menyimpannya
Sampai nanti


12012008
11.40 WIB
Bapa,
Sebuah anugerah KAU ciptakan
Sebentuk kebahagiaan KAU hadirkan
Serangkai kisah KAU skenariokan
Ya ...
Kesukaan untuk hambaMU ini
Terima kasih ya Bapa!
Puji syukur ya Tuhan!
Justru ketika hati ini mulai mencoba untuk melepaskan
Ketika aku mulai mencoba untuk mengikuti kemana hidup membawa
Ketika itu pula
KAU anugerahkan catatan membahagiakan
Ketika tatapan mata saling bertemu
Ketika akhirnya bisa berjalan berdua
Ketika bangku taman itu jadi saksi bisu
Ketika duduk ngobrol berdua
Ketika rangkaian kata terucap
Ketika jalinan komunikasi mulai terbuka
Ketika coba untuk lebih mengenal
Ketika senyum manis itu hadir
Ketika sorot mata meneduhkan itu dekat
Ketika wajah ayu itu ada
Ketika semua bukan hanya sekadar angan
Ya...... this is real!
So real!
And make happy
Cah Ayu,
Terima kasih ...!
Buat cerita-ceritanya
Buat senyum manismu
Buat sorot mata meneduhkan
Buat wajah ayumu
Buat kesediaan Cah Ayu nemenin ngobrol
menyusuri siang mendamaikan itu
Hehehe .....!
Memang sih Cah Ayu masih keliatan sungkan,
Mungkin ada rasa canggung
Mungkin ada rasa kaku
Mungkin juga ada rasa takut ada yang ngeliat kebersamaan kita
Gak apa-apa kok Cah Ayu ......
Aku bisa ngerti
Bener-bener aku bisa ngerti itu!
Yang penting harapanku
Cah Ayu bisa enjoy ngobrol sama aku
Cah Ayu gak risih nemenin aku
Cah Ayu bisa nyaman kalo di sampingku
Cah Ayu bisa semakin terbuka
Cah Ayu gak sebel saat kebersamaan itu hadir
Ya Yesus!
Biarlah diri ini mencoba untuk membiarkan mengalir apa adanya
Biarlah semua coba kuserahkan pada Skenario AgungMU
Ya .....
Pada akhirnya memang
“Segala sesuatu ada masanya .... ada waktunya”
Dan ketika itu hadir
Sungguh membahagiakan
Sungguh menggetarkan





25022008
00.44 WIB
Cah Ayu,
Bible Camp yang tak akan pernah terlupakan!
Gimana nggak,
Di saat hati ini tengah berusaha bertahan sekuat tenaga
Mengumpulkan kembali keping-keping kehancuran
Merangkai kembali puing-puing asa
Yang terlibas prahara
Yang terhantam gelombang pasang
Tiba-tiba ...
Ada seberkas sinar terpancar
Memandu dalam kegelapan
Bermula dari a simple message
Sederhana
Namun penuh kedalaman makna
“Walaupun agak ngaret2 But Acaranya “sukses” bgt .... “Met” ya .....
I proud of U
GBU”
Disusul,
Sederet kata-kata ketika berpamitan .......
“Kakak ... ngerokok terus nih! Kayak kereta ngebul terus! Emangnya Dewi gak perhatiin?!! Emang kata orang kalo lagi under pressure enaknya ngerokok! Tapi balikin aja lagi ke orangnya, emang ada manfaatnya?”
Hehehe .... Cah Ayu! Cah Ayu! Dari semula memang kamu adalah orang yang tidak pernah setuju atau pun mentolerir seorang perokok!
Sederet kata yang simpel ... dan
Singkat memang!
Namun ada kedalaman makna di sana
Namun ada rasa diperhatikan di sana
Namun ada rambatan yang menggetarkan di sana
Kemudian,
Pesan melalui teknologi SMS itu ...
“ jk
Kau kcewa
Dan bersedih
Karna
Dilukai
Izinkan
Kuhadir
Merawat
Lukamu
Krna aku..
JUAL PLESTER
500
Rp satu
Mw bli? =)”

Sungguh ...
Rangkaian aksara yang indah
Cah Ayu,
Mulai terbukakah pintu hatimu?
Terkuakkah misteriMU ya Bapa?
Bahwa penantianku selama ini
Berakhir membahagiakan?
Cah Ayu adik kecilku,
Semoga ini bukanlah khayalan
Impian
Angan semu belaka
Jujur ...
Ada rasa takut dan khawatir
Bahwa aku akan terjerembab untuk kesekian kalinya
Keliru menangkap tanda-tanda
Aku takut kecewa lagi
Takut terberangus kembali asa ini


23032008
12.50 WIB
Cah Ayu,
Piye kabare? Apik-apik wae kan?
Sehat-sehat aja kan?
Hampir sebulan gak nulis-nulis lagi!
Cah Ayu,
Memang pada akhirnya aku
Gak bisa membohongi diri sendiri
Gak bisa mengingkari
Gak bisa menyangkal
Gak bisa memupus rasa
Gak bisa menghilangkan
Bahwa,
Rasa SAYANG itu masih ada dan tetap ada
Rasa SAYANG pada Cah Ayu masih bersemayam
Salahkah, ya Bapa?
Gak benarkah, ya Bapa?
Hanya rasa tak tahu dirikah meraja, ya Bapa?
Mungkin karena memang gak bisa menerima kenyataan
Mungkin karena memang gak tahu diri
Mungkin karena memang gak pasrah sama keadaan
Hanya ..
Itulah adanya
Kalau memang aku ini gak bisa menepis RASA SAYANG ini
Cah Ayu,
Sangat mungkin Cah Ayu jadi marah
Sebel
Benci
Dan lain-lain
Kalo tau kakakmu yang satu ini kayak begini!
Yang masih aja terus berharap
Yang gak bisa cuma sekadar jadi kakak
Yang maunya lebih
Maafkan,
Ya maafkan aku Cah Ayu!
Kalo ... pada akhirnya aku gak bisa menyangkal rasa
Jujur!
Sampai saat ini
Aku masih punya keyakinan
Kalo suatu hari nanti
Entah kapan
Cah Ayu akan dapat aku rengkuh
Cah Ayu akan bersanding denganku
Ge-er kah?
Keyakinan yang berlebihankah?
Sungguh ... aku gak tau!
Yang aku rasa ...
Bahwa jika tiba harinya nanti
Impianku akan nyata
Anganku akan mewujud
Cita-citaku akan menjelang
Aku hanya perlu untuk bersabar
Berusaha
Berdoa
Gila ya kakak Cah Ayu yang satu ini
Cah Ayu,
Ada syair-syair buatanku sendiri (nyombong sedikit gak apa-apa ya hehehe ...!) yang mungkin dapat mewakili perasaanku
Demikian,

Sang Inspirasi Adanya

Ternyatalah bahwa
Sang inspirasi tiada tergantikan
Mewujud pada sinar mata meneduhkan
Senyum manis
Wajah ayu
Meluruh duka
Melarut nestapa
Melebur dalam kesukaan
Cah Ayu,
Tiada dapat dan tiada mau berpaling
Biarlah dikau ijinkan
Rasa ini bersemayam
Sambil terus mengembang
Biarlah dikau tetap sebagai inspirasi adanya
Sampai nanti
Sampai misteri Sang Pemilik Segala
Terkuak
Terjawab
Dikau sambut biduk kecil ini menambat
Atau tetap berlayar dalam samudera kesendirian
Yang terjadi maka terjadilah
Dan dikau tetap inspirasi adanya

- Kepada Cah Ayu -

Begitulah.
Sekali lagi maaf beribu maaf bagi para pembaca yang budiman ...
Kalau episode ini nampak membosankan
Karena taburan puisi-puisinya
Karena isinya penuh sesak dengan romantisme
Romantisme picisan bisa jadi
Namun memang begitu adanya
Bahwa cinta identik dengan romantisme
Betul bukan?
Dan ada satu lagi syair ...
Demikian,

Biduk Mendamba

Sebuah kegilaan
Sebentuk obsesi
Sewujud kekerashatian
kah semua ini?
Ketika biduk sableng nan tambeng ini
Mencoba menambat
Pada Cah Ayu
Atas nama usaha
Atas nama cinta
Atas nama kerinduan
Atau,
Memang begitukah adanya?
Bahwa biduk dan pelabuhan
Adalah sebuah kesatuan jiwa
Sebagai goresan Sang Ilahi
Entahlah .... Cah Ayu!
Hanya satu kepastian
Biduk lemah ini
Begitu mendamba
Hanya kepada dikau
Bolehkah
Bisakah
Benarkah
Salahkah


02042008
02.37 WIB
Cah Ayu,
Sekarang lagi ngabisin Paket Hemat di Warnet sebelah
Eh ... tiba-tiba aja tergambar wajah ayu itu
Wajah ayu dengan senyum manis
Wajah ayu dengan sorot mata meneduhkan
Wah ...
Saat ini aku sedang kangen
Kangen sama Cah Ayu


Sebentuk Kerinduan

Sewujud apakah
Yang dinamakan cinta itu
Ketika ternyatalah bahwa
Semakin kuat ingin memadamkan
Justru semakin dalam meresap
Semakin keras hasrat membuang
Malah semakin lekat bersarang
Maka,
Di tengah kesunyian meraja
Di tengah keheningan melingkupi
Pekatnya malam
Tergambarlah wajah ayu
Senyum manis
Sorot mata meneduhkan
Milik sang inspirasi adanya
Mewujud
Pada apa yang dinamakan
Kerinduan
Begitulah
Cah Ayu,
Apa Kabar?
Diri ini ingin sekali ketemu
Kangen yang benar-benar kangen
Rindu yang benar-benar rindu
Seperti syairnya Sitor Situmorang, “Di matamu negeri kekasih ... rindu pudar membakar diri ...!”
Cah Ayu, aku sayang Cah Ayu


01052008
15.58 WIB
Cah Ayu,
Masih dengan tanya tak berkesudahan
Sesak berkepanjangan
Rindu tak tentu ujung
Sungguh aku gak tahu mau kemana hidup membawa
Hanya satu yang pasti ...
Yesus sang Kristus
Om Gondrong Maha Agung
Punya rencana terbaik
Maka biarlah
Semua berjalan seperti adanya
Mengalirlah lembar kehidupan
Sebagaimana lakon yang telah terpatri
Termasuk juga
Aliran rasa ini
Rasa yang hanya pada
Cah Ayuku seorang
Once more,
Aku gak tahu bagaimana kesudahannya nanti
Namun kalau boleh aku meminta
Bapa,
Biarlah KAU ijinkan aku seperti adanya ini
Yang punya rasa sayang pada Cah Ayu
Yang coba menempatkan semua pada porsinya
Yang coba memberikan yang terbaik yang bisa diberikan
Yang coba untuk tidak pernah mempermasalahkan balasan apapun
Yang coba untuk mengerti lebih lagi
Yang coba untuk mendengar lebih lagi
Yang coba untuk memahami lebih lagi
Yang coba untuk hanya menyimpan rasa ini
Dan meresapi kedalamannya
Walau tak urung ada harap tersembul, ya Bapa
Bahwa,
Bersandingnya Cah Ayu dalam meniti hidup
Bersandingnya Cah Ayu dalam kebersamaan
Adalah KESUDAHANdari MISTERIMU
Yang sekaligus juga
Adalah awal dari langkah berikutnya
Dalam mengarungi hidup
Sebuah titik sekaligus koma
Ya ... sebuah titik koma
Yang akan menghadapi koma-koma lain di depan
Cah Ayu,
Ada deretan syair yang aku kutip dari lirik tembang “HERE FOR YOU”-nya Fire House. Gak apa-apa ya berlagak bule sedikit en pake bahasa Inggris-Inggrisan segala hehehe ... kan biar terlihat keren en intelek gitu ...
Here For You
So you think you’ve got it all figured out
Well you know you can’t make it alone
Everybody needs somebody to help them out
And you know I could be that someone
And if you ever get on life’s highway
Don’t know where to go
There’s just one thing
That I want you to know
I am here for you
Alwayas here for you
When you need a shoulder to cry on
Someone to rely on
I am here for you
So you think that love is long overdue
Tired of looking for someone that care
Let me tell you now the choice is up to you
But you know I will always be there
I am here for you
Always here for you
When you needed someone to hold you
Remember I told you
I am here for you
I am here for you
So now you’ve got it all figured out
And you know you’ve found someone that care
And if you ever need
Somebody to help you out
Well you know I will always be there
Cah Ayu,
Jangan pernah merasa sendiri ...

Senin, 19 Januari 2009

CATATAN KETUJUH

MENGASYIKAN SEKALIGUS MENYESAKKAN

c.i.n.t.a.
Adalah kata
Berikutnya
Yang menyeretku ke dalam pertentangan-pertentangan
Penyangkalan-penyangkalan
Dan bahkan pemberontakan tak berujung
Ada syair lagu dari Kang Doel Sumbang
Yang aku sendiri sangat setuju
Demikian ...
Jangan berkata tidak
Bila kau jatuh cinta
Berterus terang sajalah
Buat apa berdusta
Cinta itu anug’rah
Maka berbahagialah
Sebab kita sengsara
Bila tak punya cinta

Sebuah untaian syair yang benar adanya, bukan?
Aku pun tidak mau berdebat atau adu argumentasi mengenai hal itu
Namun ...
Pembaca yang budiman!
Yang aku alami justru sebaliknya .... sungguh tanpa mengada-adakan yang tidak ada!
AKU JATUH CINTA
Aku sedang jatuh cinta!
Wow ... betapa menyenangkan bukan?
Hidup akan dipenuhi dengan harapan-harapan
Hidup akan diwarnai dengan angan-angan
Hidup akan dinuansai dengan imajinasi-imajinasi
Hidup menjadi lebih hidup
(seperti slogan sebuah produk buatan negeri ini)
Mestinya memang begitu ....
Dan aku pun merasa bunga-bunga bersemi dalam hati-jiwa-raga
Tetapi,
Kenapa ada kata mestinya?
Kenapa harus ada kalimat,
Mestinya aku bahagia karena aku sedang jatuh cinta
Karena ...
Kehadiran cinta di dalam hatiku
Bersamaan dengan sebentuk pilihan
Pilihan dilematis bahkan!
Boleh jadi ...
Orang lain atau bahkan pembaca sendiri akan beranggapan
Hal yang aku rasakan ini terlalu didramatisir

Terlalu dibuat-buat
Tidak masuk akal
ABSURD!
Pembaca yang budiman,
Anda boleh dan sangat berhak untuk tidak meneruskan kisah ini
Menganggap hanya sebagai sesuatu yang wasting time
Buang-buang waktu
Percuma
Tidak ada gunanya
Itu adalah hak pembaca
Seperti aku juga punya hak untuk menuangkan
Apa yang aku rasakan
Menjadi sebuah rangkaian kisah yang mudah-mudahan tidak menina-bobokkan
Melenakan
Atau menjemukan

# # #

Juli 2007
Entah kapan bermula
Karena perkenalan dengan Cah Ayu (begitu aku biasa memanggil sang dambaan hati, dan lebih baik begitu terus aku sebutkan agar kerahasiaan Cah Ayu tetap terjaga) sudah terjadi beberapa kurun waktu lamanya
Dan hubungan yang terjalin merupakan persaudaraan di dalam pelayanan
Tidak lebih ... dan tanpa ada ‘skenario’ khusus di dalam kedekatanku dengan Cah Ayu
Hanya semenjak sebuah peristiwa
Yang pasti tidak akan pernah terlupakan
Yaitu peristiwa jatuh sakitnya Cah Ayu akibat terkontaminasi
Kepulan-kepulan asap
Gumpalan-gumpalan pekat
Kepunyaan benda yang melulu berisi racun sebenarnya
Namun anehnya sangat digemari banyak orang
Termasuk diriku ini
Bodohnya aku!
Kejadian memalukan itu justru sama sekali TIDAK aku sadari!
Aku baru mengetahui setelah beberapa hari berselang
Ketika berita Cah Ayu tengah tergeletak sakit
Sampai ke telingaku
Betapa kagetnya!
Betapa tersentaknya!
Dan ini ....
Sebuah PERINGATAN
SUNGGUH SEBUAH PERINGATAN!
Bagi kaum Adam yang belum terlanjur ketagihan atau kecanduan benda yang dinamakan sigaret
Lebih baik jangan mencoba
JANGAN SEKALI-SEKALI MENCOBA
Benar ...
Karena .... ups sori berbau pengakuan pribadi ...
Diriku ini termasuk orang yang sangat tahu bahwa hanya zat-zat beracun saja yang dikandung oleh sigaret
Namun, realitanya aku masih saja berada dalam pergumulan panjang yang entah sampai kapan akan aku menangkan
Aku masih saja menghirup dalam-dalam dan menghembuskan kepulan asap pekat dari sang sigaret!
Walaupun semenjak aku divonis mengidap HIV-positif, jumlah sigaret yang kuhisap dalam satu hari sudah jauh berkurang dibandingkan sebelumnya
Paling hanya dua sampai tiga batang saja aku konsumsi setiap minggunya
Namun begitu, yah tetap saja aku masih seorang perokok
Karena bukan kenikmatan fisik yang disajikan oleh sang sigaret
Melainkan lebih dari itu ...
Ada sugesti batiniah yang ditawarkan
Sehingga kita terdorong untuk terus dan terus menyalakan serta menghirupnya dalam-dalam
Oh ... ya ... maaf bagi pabrik-pabrik sigaret
Aku tidak bermaksud mengibarkan bendera perang against you all
Karena sama seperti kalian punya hak untuk memproduksinya
Menghisap sigaret adalah hak bagi semua orang!
Peringatan ini lebih aku tujukan
Bagi kaum pencari tulang rusuk yang hilang
Dijamin deh
Kaum perempuan pada hakikatnya lebih memilih sang pujaan hatinya untuk tidak menghisap sigaret
Boleh kalian tanya ... atau bahkan edarkan angket sekalian
Kalau tidak percaya
Waduh ... waduh ...
Kok ngelantur kemana-mana ya jadinya
Sampai-sampai menjadi kampanye anti sigaret terselubung
Hihihi ...
Baiklah, pembaca yang budiman
Aku akan kembali pada kisahku tentang cinta ...
Yang sepertinya lebih asyik untuk dikisahkan
Daripada berceloteh tentang sigaret!
Oke ....
Peristiwa Cah Ayu versus sigaret itulah
Yang pada akhirnya menjadi titik penyadaran
Bahwa bumi telah menumbuhkan benih-benih smara
Yang bersemi dalam taman hati
Bermula dari rasa bersalah
Berlanjut penyesalan
Berkembang menjadi rasa ingin menebus dosa
Bertumbuh menjadi rasa ingin melindungi
Bermetamorfosa menjadi ingin memperhatikan
Berbuah menjadi rasa cinta
Rasa yang semestinya membahagiakan
Rasa yang semestinya penuh bunga-bunga
Namun,
Ternyata tidak sepenuhnya begitu aku rasakan!
Aku BAHAGIA tentu saja!
Namun, kebahagiaan yang bersemi diiringi oleh pertanyaan-pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan meresahkan
Berupa ...
Benar sejatikah perasaan ini atau hanya sesaat?
Pada tempatnyakah aku memiliki rasa cinta pada Cah Ayu?
Tidak salahkah rasa cinta ini?
Pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu sebenarnya
Tapi nyata adanya!


AGUSTUS 2007
Cah Ayu,
Semenjak getar-getar menjalar
Relung sukma
Semenjak itu pula
Bayang-bayang wajah ayu
Senyum manis
Sorot mata meneduhkan
Milik Cah Ayu
Senantiasa meraja
Wow ...
Betapa mengasyikkan
Hidup serasa berada dalam tebaran-tebaran asa
Laksana terbang sampai pada
Langit ketujuh
NAMUN
Ketika tersadar
Diriku
Terjerembab
Begitu keras
Jatuh ke bumi
Ke atas realita
Menyesakkan
Bagaimana tidak ...!
Senandung gita cinta tentang Cah Ayu ini
Hanya bisa aku nikmati
Sebatas pada merasakan – menyimpan – untuk selanjutnya merahasiakan
Menutup RAPAT
SERAPAT-RAPATNYA!
Begitulah episode cinta yang harus aku jalani
Cah Ayu,
Ungkapan-ungkapan rasa dan perhatian pada Cah Ayu ini harus aku kemas serapi mungkin agar tidak terbongkar oleh siapa pun bahkan oleh Cah Ayu sekalipun. Kalau perlu angin dan tembok pun tidak boleh tahu! Agar mereka tidak merambatkan kabar kalau aku jatuh cinta pada Cah Ayu kepada semua orang!
Memang itu pilihan yang harus aku jalani!
Pilihan yang mengasyikkan sekaligus menyesakkan!
MENGASYIKKAN ...
Seperti misalnya ketika aku mampu mencurahkan rasa peduli pada Cah Ayu
Yang berwujud memberikan tenaga untuk membantu Cah Ayu menyelesaikan tugas-tugas yang harus dibuat dalam rangka masa orientasi saat memasuki dunia kampus
Rasa peduli yang aku bungkus sedemikian rupa sampai Cah Ayu sendiri pun tidak menyadari ... ah! Betapa membahagiakan dapat mencurahkan perhatian pada Cah Ayu tanpa terdeteksi oleh orang lain
MENYESAKKAN ...
Seringkali pertanyaan-pertanyaan protes mengalir dari dalam hatiku
Mengapa aku tidak bisa bebas mengekspresikan perasaanku pada Cah Ayu? Mengapa aku harus menutupinya dengan serapi mungkin agar tidak ada orang yang tahu? Mengapa aku harus bermain petak umpet?
Mengapa ... ? Mengapa ....? Dan mengapa-mengapa lain ...?
Aku yang jatuh cinta pada Cah Ayu
Tentu saja punya harapan terbesar
Bahwa perasaan Cah Ayu serupa dengan yang aku rasakan
Namun ...
Bagaimana itu bisa menjadi sebuah kenyataan
Kalau aku harus merahasiakan semua ini
Jangankan untuk mewujudkan asa yang terpendam bahwa gayung bersambut dari Cah Ayu adalah kesudahan dari episode cintaku ini. Sekaligus juga menjadi awal dari rangkaian kisah cinta dua sejoli yang membahagiakan
Untuk Cah Ayu sekadar mengetahui perasaanku saja ... itu adalah hal terlarang!
YA ... TERLARANG
Bapa,
Kalau boleh aku bertanya ...
Bukankah KAU ciptakan apa yang dinamakan cinta itu selain untuk dirasakan dan dinikmati, lebih dari itu diwujudkan dengan apa adanya pada sang tambatan hati?
Lantas dapat disebut cintakah apa yang aku alami ini, ya Bapa?
Atau memang telah Kau torehkan bahwa implementasi rasa cintaku pada Cah Ayu dalam bentuk kerahasiaan? Benarkah demikian, Bapa?
Kalau benar begitu ...
Bagaimana dengan perkataan banyak orang dan bahkan para pujangga sekali pun bahwa jangan biarkan cinta terpendam terbenam di dasar hati!
Katakanlah ...
katakanlah agar orang yang kau cintai tahu bahwa engkau mencintainya dengan segenap hatimu!
Bullshit-kah semua itu?
Sungguh aku tidak tahu dan tidak berani menyimpulkannya


21082007
02.15 WIB
Bapa,
Aku mungkin gila
Mungkin gak tau diri
Mungkin gak pernah pasrah menerima keadaan
Mungkin berlebihan
Dan mungkin-mungkin lain yang gak benar
Membuat Engkau kecewa
Engkau sedih
Benarkah ...?
Benarkah begitu ya Bapa ...?
Mungkin juga karena lagi hangat-hangatnya
Atau lagi mengebu-gebunya
Atau baru saja terjadi
Atau masih suka ketemu
Atau belum bertemu cewek lain
Cuma ...
Jujur!
Hati ini sedih sekali
Merasa kehilangan begitu mendalam
Merasa membuyar segala angan
Dan .....
Hanya satu yang pasti
AKU SAYANG CAH AYU
Harus lakukan apa diri ini, ya Tuhan?
Harus bagaimana diri ini, ya Bapa?
Rasa itu masih ada dan tetap tinggal
Cah Ayu,
Bohong kalo gak sedih!
Kalo gak tersayat!
Kalo gak tergores!
Dan bahwa ....
Setiap ada pertemuan
Ada senyuman
Ada sorot mata meneduhkan
Ada wajah ayu
Saat itu pula lara melanda
Saat itu pula jiwa tersobek
Cah Ayu bukan milik hati ini
Cah Ayu tidak tersentuh
Cah Ayu tidak terjangkau
Dan ....
Hati ini tetap harus sendiri!
Mungkin memang ....
Tidak ada berbagi rasa
Tidak ada nonton bareng
Tidak ada ngobrol bareng
Tidak ada cari buku bareng
Tidak ada berdoa bareng
Semua tidak ada!
Mungkin memang ...
Senyum manis
Sorot mata meneduhkan
Wajah ayu
Perhatian
Hati
... Cah Ayu
BUKAN UNTUK HATI INI

“Ayo ... Kak Karel lagi ngapain? Ketahuan ya ... lagi curhat-curhatan sama temen chatting ye? ... Riska ngeganggu gak nih?” Riska adik semata wayangku yang sangat tabah dan sabar dalam menerima kenyataan bahwa kakaknya ini menderita penyakit aib bagi kebanyakan orang merangkulku dari belakang. Kemanjaannya tidak pernah hilang sama sekali.
“Nggak kok ... Kakak cuma lagi nulis catatan harian aja! Ada apa Ris ...?” Aku segera mengalihkan file Catatan Harianku yang nampak di layar monitor menjadi tampilan screen saver.
“Kak Karel ... kayaknya udah lama deh gak liat lagi puisi-puisi terbaru Kakak ... lagi mampet ya inspirasinya ...?”
“Ada sih beberapa karya Kakak yang terbaru ... tapi temanya beda banget dari karya-karya Kakak sebelumnya ...”
“Mana ... mana? Riska baca ya Kak ...!!” Antusias sekali adik tersayangku ini ... sampai-sampai ia memotong perkataanku yang belum selesai. Aku tersenyum melihat sikapnya yang menggebu-gebu itu. Sikap yang seringkali menjadi motivasi untuk aku dapat terus berkarya.
“Tapi ... jangan diketawain ye ... ini ...!” Aku mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam laci meja belajarku dan menyerahkannya pada Riska.

Syair Kerinduan

wajah ayu nan meneduhkan
untaian senyum nan menyejukkan
laksana embun pagi
atau kemerlap bintang malam
nun di atas sana
duhai Cah Ayu,
ada ingin mewujud
redamkan semua gejolak
inspirasikan tangan ‘tuk menggoreskan pena
kerinduan ini begitu mengemuka
ujudkan secercah asa
selimuti api kegalauan
usir segala kegetiran
melebur bara amarah
angkat puing kehancuran
dan nyatalah bahwa
engkaulah
wahai Cah Ayu
inspirasi itu adanya

“Wah ... ternyata kakakku yang ganteng ini sedang jatuh cinta ya ...! Sama siapa Kak ... kenalin dong ke Riska ...?” Riska tertawa menggoda.
“Weeiittts ... rahasia dong ... nanti aja ah ... kalo udah waktunya baru Kakak kasih tau ...” Aku tersenyum melihat reaksi Riska yang langsung cemberut mendengar jawabanku barusan.
“Ih ... Kak Karel sekarang senang main rahasia-rahasiaan segala ... ayo dong Kak gak usah diumpet-umpetin deh ... Riska janji gak akan kasih tau siapa-siapa ...” Riska mulai mengeluarkan senjata ampuhnya jika dia menginginkan sesuatu. Senjata ampuh berupa rengekan manja.
“Udah ah ... Kakak bilang rahasia ... ya rahasia ... titik!” Aku tetap berkeras pada pendirianku. Menurutku memang sebaiknya tidak ada seorang pun yang tahu akan perasaanku pada Cah Ayu.
“Ih ... Kakak pelit ...!” Riska mulai merajuk, seperti anak kecil yang minta permen kesukaannya namun dilarang oleh orang tuanya.
“Biarin ... udah sana ... jangan ganggu Kakak dulu ... hehehe!” Aku memberi kode pada Riska untuk meninggalkan kamarku. Dan dengan wajah cemberut dan langkah yang berat Riska menuruti apa yang kuperintahkan. Geli juga aku melihat sikap adik semata wayangku itu yang seperti anak kecil saja.


20092007
02.40 WIB
Cah Ayu,
Untuk kesekian kali
Hati ini
Jiwa ini
Rasa ini
Ambruk !
Meluruh dalam pedih
Dalam sedih
Dalam kesendirian
Ya ....
Kembali berulang lara melanda
Yang sekaligus
Juga menegaskan
Kalau rasa itu masih ada
Ya ... RASA SAYANG
Yang hanya pada Cah Ayu
Cah Ayuku seorang
Bapa ....
Tak urung tanya masih bertengger
Mengapa ?
Mengapa justru RASA SAYANG ini
Semakin menguat
Di hadapan realita
Bahwa terbentang tembok sangat tinggi
Antara Cah Ayu
Dan diriku
Entahlah,
Sungguh aku tak tahu
Aliran ini mau kemana
Bapa,
Hanya pasrah yang aku bisa
FIAT VOLUNTAS TUA
Jadilah kehendakMU !
Dan satu yang pasti
Aku KANGEN
KANGEN pengen ngobrol
KANGEN pengen liat senyum manis itu
Pengen liat wajah ayu itu
Milik Cah Ayuku
Seorang

Senin, 05 Januari 2009

CATATAN KEENAM

CATATAN KEENAM – LIFE MUST GO ON

Sang Hidup
Alur kemestian
Pada apa yang dinamakan kehidupan
Yang harus dijalani
Yang harus ditapaki
Tak peduli
Dalamnya lubang menganga
Kerasnya gelombang menghadang
Hebatnya badai menerpa
Karena itulah
Saripati
Yang harus diresapi
Bahwa kebangkitan dari kejatuhan
Adalah makna sejati
Dari kehidupan
Berat pasti
Sukar memang
Tapi bukan tidak mungkin
Wahai hidup!
Biarlah dirimu kupeluk
Erat
Lekat
Dalam naungan
Tangan Sang Agung

“Teman-teman terkasih! Sore hari ini kita kedatangan tamu yang bisa dikatakan istimewa ... apanya yang istimewa? ... Nanti kita akan dengarkan bersama kesaksian dari tamu kita ini! Baik ... saya akan perkenalkan ... tamu kita yang telah berada di samping saya ... namanya Karelius Irghi Bramantyo atau Karel” dokter Herman selaku pembina Komunitas Harapan Tak Kunjung Usai memperkenalkan aku pada para anggota Komunitas, begitu biasanya perkumpulan yang diprakarsai oleh dokter Herman ini disebut. Komunitas adalah sebuah lembaga yang menghimpun orang-orang ‘positif’ seperti diriku dan bertujuan untuk melakukan pendampingan serta pembinaan bagi kaum ‘positif’ beserta keluarganya dan orang-orang yang dekat dengan mereka.
Tepuk tangan meriah menggema ke seluruh ruangan. Ada 27 orang yang hadir sore hari ini, selain diriku dan dokter Herman. Ada juga rasa tersentuh melihat dan merasakan sambutan yang hangat dari para anggota Komunitas mengalir dalam darahku ... ya seketika rasa senasib sepenanggungan meresap dalam hatiku.
“Terima kasih teman-teman semua ... terima kasih dokter Herman! Nama Saya Karelius Irghi Bramantyo atau biasa dipanggil Karel! Usia 31 tahun ... lahir dan besar di Jakarta ...” Begitulah untuk seterusnya aku memperkenalkan diriku, dibantu oleh dokter Herman, di hari pertamaku bergabung dengan Komunitas.


24092006
22.18 WIB
Habis ikut Sharing Mingguan di Komunitas ...
Bapa,
Ini adalah kali ketiga aku ikut kegiatan di Komunitas
Dua kali hanya sebagai partisipan atau undangan yang hanya datang saja
Dan hari ini –kali yang ketiga- aku sudah benar-benar bergabung dengan Komunitas
Dan benar-benar aku semakin dikuatkan
Bahwa apapun
Ya ... apapun yang terjadi pada diriku
Termasuk AIDS yang menjangkiti tubuhku ini
Hidup belumlah berakhir
Dan hidup masihlah terus berjalan
AIDS yang semula aku kira menjadi penyebab
Porak-porandanya hidupku
Ternyata selama ini telah aku gunakan sebagai ‘alat’ untuk membenarkan ego sentrisku bahwa yang aku alami adalah tidak adil ... tidak seharusnya terjadi!
Aku terjerumus pada rasa pemberontakan akan kenyataan,
Yang pada akhirnya semakin menenggelamkan diriku
Ke dalam jurang kehancuran
Puji Tuhan ...
Hal tersebut dapat aku lalui dan hanya berkat penyertaanMu saja ... ya Bapa!
Ada rasa bangga juga ketika momen perkenalan dengan para anggota Komunitas tadi sore. Ketika dokter Herman memperkenalkan dan mengatakan bahwa aku ‘istimewa’. Istimewa bahwa aku seorang sarjana teologi dan menjadi ‘kaum positif’ bukan sebagai akibat dari apa aku lakukan. Dan aku mampu melalui tahap paling kritis dalam keberadaanku ini.
“Teman-teman ... Puji Tuhan kalau saudara kita ini bersedia bergabung dan bersharing bersama kita di sini. Karena apa ...? Karel ini adalah sarjana teologi dan bahkan sebenarnya sempat menjadi seorang Vikaris atau calon pendeta sebelum akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri ... Begitu bukan, Karel? Apalagi Karel ini menjadi ‘positif’ melalui transfusi darah sewaktu dirinya kecelakaan ... sungguh suatu perjuangan yang sangat berat tentu saja untuk dapat menerima kenyataan yang terjadi ...” dokter Herman menyampaikan sekilas riwayat perjalanan hidupku.
“Nah, seperti yang saya katakan ‘istimewa’ tadi di awal ... kehadiran Karel di tengah-tengah kita tentu akan sangat membantu kita semua ... karena kita akan semakin dikuatkan dalam sisi spiritual! Kita beri aplaus untuk teman baru kita ... Karel ...”

# # #

MEMAHAMI HIV/AIDS DAN PENANGGULANGANNYA
Memahami HIV/AIDS dan para penderitanya sebaiknya tidak menempatkan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) sebagai suatu obyek penderita. Kacamata yang sering dipergunakan oleh orang-orang pada umumnya. Memposisikan ODHA hanya dengan KASIHAN dan memperlakukan mereka hanya sebagai kaum lemah ‘serba tak bisa apa-apa’ sama sekali tidak lebih baik dengan meminggirkan mereka dalam kehidupan sosial.
Rasa kasihan yang tidak pada tempatnya, hanya akan melanggengkan label yang kadung melekat bahwa ODHA hanyalah ‘sampah’. Sesuatu yang ada tapi tidak berguna. Untuk itu, penulis mencoba mengajak pembaca untuk lebih dalam menyelami HIV/AIDS dan penanggulangannya. Ada baiknya catatan-catatan berikut ini kita cermati bersama.

Karel menghentikan sejenak aktivitas mengetik tombol-tombol aksara di atas keyboard komputernya. Membaca ulang apa yang telah diketiknya. Dan kemudian mengambil secarik kertas print out yang memang telah disiapkan sebelumnya di samping key board.
“Dewi ... Dewi! Kamu itu kalau sudah punya kemauan, ya begini ini ... pokoknya HARUS! Ya Harus! Hehehe ... Dasar!” Karel tersenyum mengingat kembali bagaimana pagi tadi Dewi menelepon dirinya untuk meminta sumbangan Artikel mengenai ODHA dan penanggulangan HIV/AIDS, dari sisi ODHA itu sendiri.
“Kak Karel ... tolong Dewi ya buatin Artikelnya. Nanti malem Dewi ambil ke rumah Kakak!”
“Hah ... gak salah nih! Masak buat nulis artikel cuma dikasih waktu beberapa jam aja! Wah .... mepet banget ya!”
“Yah ... Kak Karel tolongin Dewi dong! Soalnya besok Majalah Gerejanya udah mau naik cetak ... ya Kak please ... please!”
“Udah deh repot kalo udah begini ... gak ada kata selain, ‘iya’ kan? Hehehe ...”
“Maaf deh Kak ... tapi Kak Karel bisa kan? Pasti bisa deh, kan Kakak udah biasa nulis-nulis so gak bakalan susah ... hihihi!”
“Iya ... iya ... adik kecil! Aku buat sebisanya ya ... en tar malem jam lapanan aja kesininya ... oke? By the way ... udah dapet nama belum buat Majalah barunya?”
“Asyik ... gitu dong! Eh ... iya ... belum dapet nama yang sreg nih Kak! Kakak ada ide?”
“Tuh ... kan ... belum dapet nama aja besok udah naik cetak ...”
“O .. gitu! Ya udah deh kalo gak mau bikinin artikel bilang aja ...” Ada nada meninggi di seberang sana.
“Hehehe ... gitu aja ngambek! Bceanda kok .. pasti aku bikinin Mbak Dewi ... eh gimana kalo Majalahnya dikasih nama JANABADRA?”
“Wah ... kayaknya boleh juga tuh namanya ... apa tadi ... ?”
“Yanabadra .. tulisannya pake J tapi dibacanya Y ... gimana udah jelas ..”
“Yap ... tapi ... hihihi ... jadi malu ngomongnya! Artinya apa Kak?”
“Artinya ... mmm ... apa ya? Kok jadi ...”
“Nah mulai lagi kan! Seneng banget sih ngeledekin orang! Gak lucu tau!”
“Hehehe ... iya ... iya! Artinya Cahaya Pengetahuan ... dari bahasa Sansekerta”
“Emang deh gak percuma punya Kakak yang satu ini! Makasih banyak ya Kak! Dewi seneng banget deh kayaknya kalo sama Kak Karel gak ada yang gak bisa dipecahin ...”
“Udah ... udah ... tar ada yang kegeeran! Oke see you later ...”
“Oke Kak Karel ...sampe nanti malem! Makasih ya ... I mean it!”
“You.re welcome ...!”
“Klik ...”
Karel masih tersenyum-senyum sendirian, “Eh ... kok jadi ngelantur gini ...! Mending nerusin kerjaan ...!” Karel menghentikan perjalanan melompat ke masa lalunya yang belum lama berselang dan kembali berkutat dengan lembaran kertas serta tombol-tombol key board yang memang sudah menjadi ‘makanan’-nya setiap hari.
ASAS – ASAS PENANGGULANGAN HIV/AIDS
HIV/AIDS telah ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak tahun 1987. Karena stigma yang melekat dengan HIV?AIDS, masalah kesehatan ini selalu diliputi nuansa ketakutan dan rasa malu.
Sementara itu, jumlah orang yang terinfeksi HIV di Indonesia terus bertambah. Bahkan pada The 6th International Congress on AIDS in Asia and the Pacific di Melbourne bulan Oktober 2001 lalu, Indonesia disebut oleh dr. Peter Piot, Executive Director UNAIDS sebagai negara dengan epidemi yang meledak. Namun, berbicara HIV/AIDS jangan direpresentasikan dan dilihat sebagai statistik semata. Setiap angka dalam statistik mewakili satu orang manusia yang mempunyai martabat, hak dan kewajiban seperti manusia lainnya.
Kami peserta Pertemuan Nasional Orang dengan HIV/AIDS II, yaitu orang-orang yang hidup dengan HIV beserta keluarga, teman, dan pendampingnya, melihat diri kami sebagai bagian dari penyelesaian. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bukan obyek atau sasaran semata, melainkan mempunyai peran dan tanggung jawab dalam upaya dukungan dan pencegahan AIDS. Sebagai orang yang hidupnya tersentuh langsung oleh HIV, kami juga adalah pihak yang merasakan dampak dari segala kebijakan dan program AIDS yang ada, kekosongan dari keduanya. Kami prihatin akan keterbatasan dukungan untuk orang HIV-positif di Indonesia saat ini dan sikap-sikap serta tindakan diskriminatif yang masih dialami oleh orang HIV-positifsampai sekarang. Kami juga prihatin akan pihak-pihak yang mengambil manfaat dari orang HIV-positif dengan berbagai cara. Berdasarkan itu, kami mengusulkan kepada para pembuat kebijakan, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, penyedia layanan, dan lembaga donor untuk memperhatikan beberapa asas di bawah dalam segala upayanya menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia :
• Upaya penanggulangan HIV/AIDS nasional harus memperhatikan aspek dukungan dan perawatan, selain aspek pencegahan.
• Pengembangan program untuk orang HIV-positif diminta untuk mengutamakan :
1. Penyebaraluasan informasi yang lengkap dan benar untuk masyarakat supaya dapat menerima keberadaan orang HIV-poitif dengan wajar dan tidak menghakimi.
2. Mendukung pembentukan kelompok dukungan (support group) di tingkat lokal dan wilayah.
3. Penyediaan informasi lebih lanjut mengenai topik-topik terkait dengan hidup HIV
4. Peningkatan ketersediaan layanan dan tenaga kesehatan yang bersahabat dengan orang HIV-positif.
5. Pemberdayaan dan kesempatan bagi orang HIV-positif untuk bisa bekerja dan berpenghidupan yang layak. Hak orang HIV-positif untuk memperoleh pekerjaan agar dilindungi.
6. Mendorong adanya keterlibatan orang HIV-positif secara bermakna dalam tiap tahapan pembuatan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi), serta memberikan keterampilan agar orang HIV-positif bisa memenuhi peran tersebut dengan nyata.
7. Tersedeianya dukungan sebelum dan sesudah tes agar orang HIV-positif dapat menerima hasil tes dan menjalani hidup secara positif dan bermartabat.
8. Memberikan keterampilan pada orang HIV-positif yang berbicara di depan umum agar lebih percaya diri.
• Upaya penanggulangan AIDS harus dilakukan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Perlindungan dan penegakan hak asasi manusia untuk orang HIV-positif perlu ditingkatkan.



• Pemerolehan obat-obatan antiretroviral dan obat-obatan untuk infeksi oportunistik dengan standar yang baik dengan harga terjangkau perlu segera ditingkatkan dan lebih merata.
• Hak orang HIV-positif untuk mempunyai keturunan agar dilindungi dan segala upaya dilaksanakan agar bisa dilakukan dengan cara paling aman untuk ibu dan bayi.
Asas-Asas Penanggulangan HIV/AIDS ini merupakan masukan dari Peserta Pertemuan Nasional Orang dengan HIV/AIDS II tahun 2001 yang dihadiri 34 orang dari 11 propinsi di Indonesia. Huruf yang dicetak tebal merupakan penekanan dari penulis.
Peran dan upaya pemerintah Republik Indonesia dalam penanganan HIV/AIDS, dapat dicermati dalam Dokumen Strategi Nasional Penanggulangan AIDS 2007 – 2010 yang ditetapkan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional. Ringkasannya adalah sebagai berikut :
Jumlah kasus HIV dan AIDS di Indonesia yang mengalami peningkatan pesat dalam 10 tahun terakhir dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan jika upaya penanggulangan tidak di percepat dan di perluas. Diperkirakan akan ada 1 (satu) juta infeksi HIV baru termasuk 350 ribu orang meninggal karena AIDS dalam 10 tahun kedepan jika upaya penanggulangan masih tetap menggunakan paradigma lama. Kenyataan di atas menjadi dasar diluncurkannya Strategi Nasional Penanggulangan AIDS 2007 – 2010.
Dr. Nafsiah Mboi, Sekretaris KPA Nasional menjelaskan bahwa Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 2007–2010 juga merupakan kelanjutan dari amanat yang tertuang dalam Peraturan Presiden No.75 tahun 2006 yang mengharuskan adanya peningkatan penanggulangan di seluruh Indonesia termasuk mewajibkan daerah provinsi dan kabupaten/kota untuk mendorong adanya kebijakan penanggulangan dan pengalokasian dana penanggulangan melalui APBD.
Tujuan umum penanggulangan HIV dan AIDS dalam Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 2007–2010 adalah mencegah dan mengurangi penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat, yang diarahkan pada 7 (tujuh) area prioritas, yaitu: (1) Pencegahan Infeksi Menular Seksual, HIV dan AIDS; (2) Perawatan, pengobatan dan dukungan kepada ODHA; (3) Surveilans HIV dan AIDS serta Infeksi Menular Seksual; (4) Penelitian dan riset operasional; (5) Lingkungan Kondusif; (6) Koordinasi dan harmonisasi multipihak; dan (7) Kesinambungan Penanggulangan.
Strategi Nasional yang baru ini menjelaskan bahwa upaya penanggulangan diarahkan kepada kelompok orang dengan HIV dan AIDS (Infected People), kelompok yang beresiko tertular (High-Risk People), kelompok yang rentan penularan (Vulnerable People) dan masyarakat umum (general population).
Untuk mencapai tujuan pencegahan, Strategi Nasional ini mengarahkan pada kegiatan-kegiatan yang dikelompokkan dalam program-program: (1) Program peningkatan pelayanan konseling dan testing sukarela; (2) Program peningkatan penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko, yang juga mencakup program Behaviour Change Intervention (BCI); (3) Program pengurangan dampak buruk penyalahgunaan NAPZA suntik atau Harm Reduction; (4) Program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak; (5) Program penanggulangan Infeksi Menular Seksual (IMS); (6) Program penyediaan darah dan produk darah yang aman; (7) Program peningkatan kewaspadaan universal; (8) Program komunikasi publik; (9) Program pendidikan ketrampilan hidup; dan (10) Program perlindungan, perawatan dan dukungan pada anak.
Demikian sedikit gambaran mengenai bagaimana memahami HIV/AIDS dan penanggulangannya. Semoga dapat menjadi bahan perenungan bagi kita bersama. Tuhan memberkati.

”Ah ... akhirnya selesai juga ...!” Aku menghempaskan tubuhku ke sandaran kursi. Dan kembali pikiranku melayang ke masa-masa yang telah berselang. Dewi atau lengkapnya Maria Magdalena Citra Dewi Anggini adalah seorang aktivis gereja di tempat aku dulu menjadi Vikaris atau Calon Pendeta di sana. Dia adalah satu dari sedikit orang yang tidak peduli dengan kondisi penyakit AIDS-ku. Persahabatanku dengan Dewi tidak pernah berubah. Sebelum dan sesudah aku dinyatakan positif mengidap AIDS, Dewi tetap menjadi sahabat dalam pelayanan. Yang berbeda hanyalah intensitas pertemuan semakin berkurang semenjak aku mengundurkan diri sebagai Vikaris dan akhirnya melepaskan sedikit demi sedikit aktivitas di gereja.

# # #

11102006
14.02 WIB
Bapa penuh rahmat,
Engkau memang tak pernah meninggalkan umatMU
Aktivitasku dengan Komunitas pada akhirnya semakin menguatkan diriku bahwa semua cobaan atau ujian yang dialami dalam hidup ini pasti akan ada jalan keluarnya ... dan pasti tidak akan pernah melampaui kekuatan kita untuk menanggung dan menjalaninya
Melalui kegiatan-kegiatan di Komunitas ...
Aku semakin dibukakan bahwa dunia pelayanan atau ladang pembenihan kasih karunia Allah dapat dilakukan di mana saja ... tidak terbatas di dunia atau lingkungan gereja semata
Aku juga semakin dapat menyelami pemikiran kedua sobatku –Albert dan Bono- yang lebih memilih untuk bergelut di dunia non gerejawi. Namun, pada dasarnya apa yang mereka lakukan adalah bentuk pelayanan juga.
Albert ... saat ini tengah berkecimpung dengan perjuangan-perjuangan dalam mengupayakan Advokasi yang seadil-adilnya bagi anak-anak jalanan dan kaum miskin kota. Dia curahkan perhatiannya kepada golongan marjinal bukan semata demi dapat disebut pahlawan, apalagi demi mendapatkan keuntungan materi. Sama sekali tidak! Albert justru menggunakan tabungan pribadinya untuk dapat berkiprah melakukan pembelaan dan pendampingan bagi kaum marjinal. Kaum yang dipinggirkan dan selalu dipandang sebelah mata.
Walaupun sampai sekarang aku masih saja sering bertanya mengapa Albert masih saja menganut ideologi ‘Religiositas tanpa Ritual’ ... ya Albert memang masih seperti Albert yang dulu dalam hal religi. Baginya untuk dapat dekat dengan Sang Maha Ada tidak harus selalu melalui ibadah atau ritual-ritual rohani lainnya, karena Allah tidak hanya hadir saat hari Minggu. Bagi Albert, praksis kita dalam keseharian hiduplah yang mencerminkan ketaatan kita dengan Sang Maha Ada atau tidak.
Sebuah pemahaman yang dapat aku pahami ... namun sekaligus juga tidak sepenuhnya aku setujui.
Sementara Bono ... tidak perlu diragukan lagi perhatiannya terhadap kaum tertindas atau golongan yang diperlakukan tidak adil. Bono seperti menemukan partner yang sehati dan sepikiran sekaligus juga dapat mengontrol dirinya. Om Kim, paman Albert, memang memiliki visi dalam memandang hidup yang sama dengan Bono. Keterbatasan Om Kim adalah faktor usia yang sudah tidak muda lagi, dan begitu bertemu dengan semangat muda Bono ... saling melengkapilah Bono dan Om Kim. Ditambah dengan Arini yang pengetahuannya di bidang medis ternyata cukup dapat diandalkan. Sehingga Bono dapat bergelut dengan dunia yang selama ini memang menjadi impiannya. Berwiraswasta ... yang sekaligus berarti membuka lapangan pekerjaan dan membina kaum tertindas.
Walaupun untuk urusan spiritual, Bono berbeda sekali dengan Albert. Bono adalah juga seorang yang tekun untuk beribadah setiap hari. Namun, ibadah yang dilakukan hanyalah pada lingkup keluarga semata. Bono tidak pernah bersekutu bersama dengan saudara-saudara seiman di dalam gereja, karena dirinya beranggapan gereja yang sejati adalah hati kita dan semua tempat dapat menjadi gereja.
Sekali lagi ... sebuah keyakinan yang dapat aku pahami ... namun sekaligus juga tidak sepenuhnya aku setujui.
Begitulah ... pemahaman spiritual kedua sahabatku tercinta
Pada akhirnya memang kami bertiga memiliki pemahaman dan keyakinan masing-masing dalam religiositas. Namun, pada dasarnya dengan satu muara yang sama bahwa semuanya kembali kepada Sang Maha Ada. Sang Trinitas Agung -Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Semua berasal dan kembali.
Sementara diriku ini ...
Seorang Karelius Irghi Bramantyo ...
Tampaknya di Komunitaslah ... ladang pelayananku yang sesungguhnya
Ladang yang telah dipersiapkan oleh Sang Khalik
Bagi diriku ini untuk lebih menempa keyakinanku
Ya ... kian hari aku semakin merasakan
Bahwa di sinilah panggilanku yang sesungguhnya
Bapa,
Terus pimpin dan bimbing langkah anakMu ini
Di dalam pergulatan arus kehidupan
Bapa,
Biarlah semua yang terjadi dalam hidupku hanya seturut dengan kehendakMu
Biarlah hanya karsaMu saja yang bertahta di dalam hati ini ...
Biarlah hambaMu nan lemah ini dapat selalu bersandar
Hanya padaMu
Dan selalu padaMu
Apapun dan bagaimanapun keadaan yang ada
Seperti aliran syair berikut ...

DATANGLAH DOMBA TERKASIH
Sekian lama
Hati beravonturir
Timur selatan barat tenggara
Berlaku laksana mahasiddha
Yang adalah topeng
Bagi kerdilnya jiwa
Membuncah pada klimaksnya
Menjadi ada yang tiada


Menjelma pada senjakala ning urip
Halimun menyelimuti segenap akses
Merupa kuldesak
Ternyatalah
Bahwa
Diri ini alpa belaka
Akan gaung titah
Lembut mengalun
memangggil
membelai
membasuh
Masuklah dalamKu
S’rahkanlah segala dipangkuanKu
Mari datang dombaKu terkasih
Rasakan Air Hidup nan sejuk
DaripadaKu

- Thanks to Franky Sihombing for the song “Temukanlah HatiKu” -