LOGO

LOGO
LOGO PARKIR

Selasa, 20 Januari 2009

CATATAN KESEPULUH

MENAPAKI TITIAN KEHIDUPAN



KEMANA HIDUP AKAN MEMBAWA

Bapa,
Kalau masih boleh
anakMU ini bertanya ...
sebegitu kuatkah diri ini?
Hingga
Realita yang ada di hadapan
Berbanding terbalik
Dengan harapan
Cita-cita
Angan-angan
Yang coba dirajut
Hingga
Setelah enam langkah menapak ke depan
Disusul enam langkah melompat ke belakang
Kembali ke TITIK NOL
Mau tidak mau
Suka tidak suka
Berganti haluan
Bapa,
Hidup tetap akan berjalan
Dan hidup akan menemukan jalan!
Maka ...
Tuntun dan bimbing
Pada ke mana hidup akan membawa


18092009
17.34 WIB
Cah Ayu,
Kepakkanlah sayap-sayap kecilmu setinggi mungkin
Bentangkanlah tapak-tapak langkahmu sejauh mungkin
Selamilah intisari kehidupan sedalam mungkin
Hayatilah lakon panggung semesta
Reguklah setiap alur dalam Skenario Kemisterian
Dalam naungan Tangan-Tangan lembut
Milik Sang Kuasa Segala
Sang Sutradara Sejati
Berbahagialah selalu
Karena dikau pantas untuk bahagia
Karena dikau berhak untuk bahagia
Namun ...
Saat kepak sayap terasa lelah
Saat tapak kaki terasa berat
Saat kehidupan terasa getir
Saat panggung mementaskan lakon kepedihan
Saat aliran misteri terasa kering
Dan saat berlayar dalam samudera kesendirian
Ingatlah bahwa
Akan ada seorang
Yang mau mendengarkan
Yang selalu mendampingi
Yang siap menemani
Itu saja!
Bapa,
Bimbing aku untuk tetap menerima apa yang dibawa hidup ini!
Biarlah aku dapat menjalani
Aliran kehidupan hanya dengan penyerahan penuh
Dan sukacita
Biarlah aku tetap percaya
Bahwa dalam keadaan apapun yang tengah terjadi
Semua adalah demi RENCANA BAIK
daripadaMU

# # #

Aku mengamati lembaran-lembaran kertas kerjaku yang sebagian berisi tabel-tabel jumlah penderita HIV/AIDS, dan setelah menghembuskan napas sejenak ... aku menyerahkan lembaran-lembaran tadi kepada Dewi. “Dewi ... ini makalahku buat acara seminar besok ... coba dibaca dulu kira-kira sesuai gak sama tema yang mau dibawain ...”
“Siap Bos ...! Tenang aja Kak Karel ... Dewi percaya kok kalo Kak Karel yang bikin mah pasti tokcer ... hihihi ...”
“Dasar! Jangan kebanyakan muji ah ... nanti jadi besar kepala ... tapi sebenernya gak usah dipuji juga udah ketauan ... emang dasarnya cerdas ... hehehe ...!”
“Udah deh kumat over confident-nya ... gak boleh dipuji sedikit ... langsung kege-eran ...”

HIV/AIDS DAN PERKEMBANGANNYA
Sebuah Catatan untuk Kejadian di Indonesia

Sebelum kita melihat perkembangan HIV/AIDS di Indonesia berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan, ada baiknya kita melihat sejenak mengenai asal-usul diketemukannya penyakit mematikan yang kemudian dikenal dengan HIV/AIDS, serta kapan pertama kali ditemukan masuk ke Indonesia.
Sebuah artikel yang ditulis oleh Annabel Kanabus & Sarah Allen di dalam Majalah AVERT edisi 10 Pebruari 1999 mengemukakan bahwa : kasus AIDS pertama kali ditemukan di Amerika Serikat paa tahun 1981, namun hanya sedikit informasi yang dapat diperoleh. Dan sekarang (sejak tahun 1999 –catatan pen.) sudah ada bukti secara jelas bahwa AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV.



Asal-usul HIV bukan hanya menyangkut masalah akademik, karena tidak cukup hanya memahami dari mana asal virus tersebut, tetapi juga faktor bagaimana virus ini berkembang menjadi penting sekali untuk mengambangkan vaksin HIV dan pengobatan yang lebih efektif. Selain itu, pengetahuan tentang bagaimana epdemi AIDS timbul menjadi penting dalam menentukan bentuk epidemi di masa depan serta mengembangkan pendidikan dan program pencegahan yang efektif.
HIV adalah bagian dari keluarga atau kelompok virus yang disebut lentivirus. Lentivirus seperti HIV ditemukan dalam lingkup luas primata non-manusia. Lentivirus yang lain, secara kolektif sebagai virus monyet yang dikenal dengan SVI (Simian Immnodeficiency Virus).
HIV/AIDS di Indonesia
HIV/AIDS pertama kali terdeteksi di Indonesia pada tahun 1987. Namun, diperkirakan HIV/AIDS mulai masuk di Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya. Sementara itu, perkembangan HIV/AIDS dari tahun ke tahun dapat dilihat berdasarkan tabel-tabel berikut ini :

“Lho Kak Karel ... tabel-tabelnya mana ...? Kok gak ada ...!!” Dewi mengernyitkan dahinya tanpa keheranan.
“Hehehe ... jangan kuatir ‘Non ... ini prin-prinan tabel-tabelnya ... Cuma nanti gak usah dicopi ... kan disediain slide ... ditampilin di slide aja ...” Aku menyerahkan print out tabel-tabel yang dimaksud oleh Dewi.
“O ... begitu ... jadi yang dicopi cuma tulisannya aja ... oke Bos ... gimana baiknya aja ...” Dewi mengambil print out yang aku serahkan dan segera membacanya.

JUMLAH KASUS HIV/AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
Per Desember 2006
Jenis Kelamin/Sex AIDS AIDS/IDU
Laki-laki/Male 6604 3807
Perempuan/Female 1529 274
Tak diketahui/Unknown 61 37


JUMLAH KASUS HIV/AIDS MENURUT GOLONGAN UMUR
Per Desember 2006
Golongan Umur/Age Group AIDS AIDS/IDU
< 1 tahun 37 0
1 – 4 tahun 70 0
5 – 14 tahun 22 1
15 – 19 tahun 222 97
20 – 29 tahun 4487 2885
30 – 39 tahun 2226 886
40 – 49 tahun 647 134
50 – 59 tahun 176 16
> 60 tahun 38 6
Tak diketahui/Unknown 269 93


JUMLAH KUMULATIF KASUS HIV/AIDS BERDASARKAN PROPINSI
Per Desember 2006
NO PROPINSI AIDS AIDS/IDU TOTAL MATI
1 DKI Jakarta 2565 1839 4404 420
2 Papua 947 4 951 221
3 Jawa Timur 863 475 1338 258
4 Bali 399 124 523 74
5 Riau 97 15 112 40
6 Jawa Barat 940 757 1697 188
7 Kalimantan Barat 553 106 659 106
8 Sumatera Utara 242 110 352 48
9 Sumatera Selatan 91 52 143 22
10 Jawa Tengah 290 86 376 138
11 Maluku 119 50 169 53
12 Sulawesi Utara 101 24 125 37
13 Yogyakarta 89 55 144 11
14 Sulawesi Selatan 143 91 234 62
15 Kalimantan Timur 10 4 14 8
16 NTT 29 4 33 4
17 Kalimantan Tengah 1 1 2 1
18 Jambi 83 49 132 29
19 Lampung 102 83 185 32
20 NTB 62 30 92 16
21 Bengkulu 23 15 38 6
22 Sumatera Barat 64 53 117 32
23 Kalimantan Selatan 12 7 19 5
24 Sulawesi Tenggara 2 0 2 0
25 Sulawesi Tengah 1 1 2 1
26 Nangroe Aceh Darussalam 6 1 7 2
27 Maluku Utara 3 1 4 1
28 Kepulauan Riau 203 21 224 91
29 Bangka Belitung 50 15 65 3
30 Gorontalo 3 2 5 1
31 Irian Jaya Barat 58 5 63 0
32 Sulawesi Barat 0 0 0 0
TOTAL 8151 4080 12231 1910


“Wah ... jumlah orang yang terjangkit HIV di Indonesia ternyata banyak juga ya Kak Karel! Dan tersebar di hampir semua propinsi di Indonesia ... Terus gimana cara pendampingannya ya Kak ...?”
“Hhmmm ... jumlah di dalam tabel itu masih belum merupakan data semua penderita HIV/AIDS yang ada di Indonesia ... dan itu pun data pada tahun 2006! Aku sengaja gak nampilin data tahun ini supaya nanti ada pertanyaan en bisa diskusi lebih lanjut di sesi tanya jawab ... oke?”
“Maksud Kak Karel ...?” Dewi menatap ke arahku dengan sorot mata penasaran. Tatapan yang masih saja membuat dadaku bergetar dan setiap tingkahku seakan menjadi serba salah.
“Maksudnya ... masih ada para penderita yang tidak atau belum mau orang lain tahu bahwa mereka menderita AIDS ...”
“Mereka sengaja merahasiakannya dari siapa pun, kecuali pihak dokter dan rumah sakit tempat mereka melakukan Tes HIV/AIDS ... hal ini dimungkinkan karena dokter dan rumah sakit diwajibkan untuk menjaga kerahasiaan jika yang bersangkutan meminta untuk dirahasiakan ...”
“Nah ... untuk lebih jelasnya ... Mbak Dewi ikut aja seminar besok ...” Aku tersenyum jahil. Naluri kejahilanku kumat melihat ekspresi serius sang gadis di depanku menyimak kallimat demi kalimat yang mengalir dari bibirku.
“Ih ... orang lagi serius malah digodain ... “ Dewi merajuk manja ketika tersadar bahwa dirinya tengah dijadikan obyek kejahilanku. Tak lama berselang sang gadis manis itu kembali meneruskan mencermati data-data yang ada di tangannya.

JUMLAH KASUS HIV/AIDS BERDASARKAN TAHUN PELAPORAN
TAHUN HIV AIDS TOTAL AIDS/IDU
1987 4 5 9 0
1988 4 2 6 0
1989 4 5 9 0
1990 4 5 9 0
1991 6 15 21 0
1992 18 13 31 0
1993 96 24 120 1
1994 71 20 91 0
1995 69 23 92 1
1996 105 42 147 1
1997 83 44 127 0
1998 126 60 186 0
1999 178 94 272 10
2000 403 256 658 65
2001 732 219 951 62
2002 648 345 993 97
2003 168 316 484 122
2004 649 1195 1844 822
2005 875 2638 3513 1420
2006 986 2873 3859 1517
TOTAL 5229 8193 13422 4118

“Gawat juga ya Kak Karel ... hampir tiap tahun jumlah penderita HIV/AIDS selalu mengalami peningkatan ...” Dewi menggumam mengomentari data-data yang ada di dalam tabel.
“Terus ... Kak Karel! File tabel-tabelnya dalam bentuk apa ...?”
“O ... ini sudah aku buat dalam format Excel en Power Point ... tinggal dicopi aja di harddisk ... oke ...” Aku mengambil flash disk dari saku celanaku dan menyerahkan kepada Dewi.

# # #

20092009
22.49 WIB

“Via Domini Aliae Sunt Hominibus Prospositus”
Jalan TUHAN Lainlah dari yang Dirancang Manusia

Bapa,
Begitulah ungkapan yang tepat menggambarkan
Apa yang sedang aku alami di dalam alur kehidupan ini
Ya ...
Apa yang selama ini aku rancang
Skenario yang selama ini aku buat
Rencana yang selama ini aku susun
Sedemikian rupa ... serapi dan semaksimal mungkin
Ternyata jauh berbeda dengan Rancangan yang telah Engkau tetapkan
Bapa,
Jalan yang Engkau pilihkan untukku
Bapa,
Seorang RABINDRANATH TAGORE pernah menulis demikian :
Inilah permintaanku padaMu, junjunganku!
Pukullah dan kenailah akar takut dalam hatiku.
Berilah aku kekuatan menanggung senang dan sedih dengan rela hati
Berilah aku kekuatan membuat cintaku mengabdi dan berbuah
Berilah aku kekuatan supaya aku tak kan pernah menyingkirkan orang miskin, dan merendahkan diriku terhadap kekerasan
Berilah aku kekuatan meninggikan budiku di atas kejadian-kejadian sehari-hari yang tiada berarti
Dan berilah aku kekuatan memberikan kekuatanku dengan ikhlas kepada kemauanMu.
Maka biarlah aku dapat belajar untuk selalu menyerahkan segala kehidupan hanya kepadaMu ... ya Bapa!
Berilah aku kekuatan untuk senantiasa menapaki titian kehidupan ini dengan ikhlas seturut kemauanMu ...
Amin.

25122009
01.57 WIB
Bapa,
Selamat Natal!
Sehabis mengisi Malam Renungan Natal di Komunitas ...
Malam renungan bertajuk, “Renungan Natal ODHA dan OHIDHA Nasional”
Wow ... NASIONAL
Aku menjadi Pelayan Firman dalam kegiatan bersekup Nasional ...
Hehehe ... sekali waktu narsis sedikit gak papa ya Bapa!
Sekali tempo membanggakan diri sendiri kan gak ada salahnya ...
Begitulah ...
Pada akhirnya hidup memang harus terus berjalan
Pada akhirnya hidup memang akan tetap berjalan
Dan pada akhirnya hidup akan menemukan jalan!
Terima kasih Bapa!
Kian hari Engkau semakin membukakan diriku
Bahwa rencana baiklah yang Engkau berikan padaku
Rencana yang sungguh baik
Keberadaanku di Komunitas semakin terbentang
Kiprahku di Komunitas semakin tergali
Dan semakin terbukalah bahwa
Di Komunitaslah diriku Engkau tempatkan
Untuk bertekun dan berserah
Menanam bibit-bibit pelayanan
Sampai pada akhirnya nanti menuai kebahagiaan sejati
Terima kasih Bapa!
Selamat Natal!

# # #

“Selamat Natal Kak Karel! Tumben ... pagi-pagi udah beredar di sini ...?” Suara yang amat kukenal menyapaku. Aku segera menoleh ke belakang, ke arah asal suara yang selalu membuat getaran-getaran bersliweran di hati ini.
“Selamat Natal juga Dewi! Aku lagi pengen sendiri aja di sini ... pengen menikmati suasana Natal di sini ... lho Dewi sendiri ngapain ke sini ... kan masih libur Sekretariat ...?” Agak kikuk juga diriku dengan pertemuan yang tidak disangka-sangka ini.
“Ih ... emangnya gak boleh kemari kalo Sekretariat libur ...? Emangnya Kak Karel aja yang bebas kemari kapan aja ...?”
“Aduh ... jangan sewot gitu dong! Hehehe ... boleh ... boleh kok Dewi ke sini kapan aja ... semua orang juga boleh ... gak ada yang melarang ... cuma kalo aku kebetulan gak ke sini ... gimana caranya Dewi masuk Sekretariat ... kan yang pegang kuncinya cuma aku, dokter Herman, dan Pak Narto -penjaga sekaligus petugas kebersihan di sini ...”
“Benar juga sih ... Dewi cuma kebetulan aja mampir ... tadi dari depan Dewi liat kok ada tanda-tanda kehidupan di dalam ... so Dewi masuk aja siapa tau ada kegiatan di Komunitas ... eh taunya ketemu sama ...”
“Ketemu sama orang ganteng ye ...”
“mulai deh ...”
“Hehehe ... dilarang sirik! Eh ... Cah A ... eh ... eh ... Dewi ... bantuin aku stand by di Harapan On Line aja yuk sekalian ngecek-ngecek e-mail yang masuk ... kali aja ada yang urgen en kudu segera dijaweab ... gimana?”
“Siap Bos ... eh Kak Karel barusan manggil apa ...?”
“Ah ... gak kok ... salah panggil aja ... hehehe ... ayo let’s do our job ...” Aku memaki diriku sendiri, atas kecerobohan yang nyaris saja membawa masalah. Beginilah kalau rasa berbeda dengan apa yang mesti ditampilkan ke permukaan.

Tidak ada komentar: