LOGO

LOGO
LOGO PARKIR

Senin, 19 Januari 2009

CATATAN KETUJUH

MENGASYIKAN SEKALIGUS MENYESAKKAN

c.i.n.t.a.
Adalah kata
Berikutnya
Yang menyeretku ke dalam pertentangan-pertentangan
Penyangkalan-penyangkalan
Dan bahkan pemberontakan tak berujung
Ada syair lagu dari Kang Doel Sumbang
Yang aku sendiri sangat setuju
Demikian ...
Jangan berkata tidak
Bila kau jatuh cinta
Berterus terang sajalah
Buat apa berdusta
Cinta itu anug’rah
Maka berbahagialah
Sebab kita sengsara
Bila tak punya cinta

Sebuah untaian syair yang benar adanya, bukan?
Aku pun tidak mau berdebat atau adu argumentasi mengenai hal itu
Namun ...
Pembaca yang budiman!
Yang aku alami justru sebaliknya .... sungguh tanpa mengada-adakan yang tidak ada!
AKU JATUH CINTA
Aku sedang jatuh cinta!
Wow ... betapa menyenangkan bukan?
Hidup akan dipenuhi dengan harapan-harapan
Hidup akan diwarnai dengan angan-angan
Hidup akan dinuansai dengan imajinasi-imajinasi
Hidup menjadi lebih hidup
(seperti slogan sebuah produk buatan negeri ini)
Mestinya memang begitu ....
Dan aku pun merasa bunga-bunga bersemi dalam hati-jiwa-raga
Tetapi,
Kenapa ada kata mestinya?
Kenapa harus ada kalimat,
Mestinya aku bahagia karena aku sedang jatuh cinta
Karena ...
Kehadiran cinta di dalam hatiku
Bersamaan dengan sebentuk pilihan
Pilihan dilematis bahkan!
Boleh jadi ...
Orang lain atau bahkan pembaca sendiri akan beranggapan
Hal yang aku rasakan ini terlalu didramatisir

Terlalu dibuat-buat
Tidak masuk akal
ABSURD!
Pembaca yang budiman,
Anda boleh dan sangat berhak untuk tidak meneruskan kisah ini
Menganggap hanya sebagai sesuatu yang wasting time
Buang-buang waktu
Percuma
Tidak ada gunanya
Itu adalah hak pembaca
Seperti aku juga punya hak untuk menuangkan
Apa yang aku rasakan
Menjadi sebuah rangkaian kisah yang mudah-mudahan tidak menina-bobokkan
Melenakan
Atau menjemukan

# # #

Juli 2007
Entah kapan bermula
Karena perkenalan dengan Cah Ayu (begitu aku biasa memanggil sang dambaan hati, dan lebih baik begitu terus aku sebutkan agar kerahasiaan Cah Ayu tetap terjaga) sudah terjadi beberapa kurun waktu lamanya
Dan hubungan yang terjalin merupakan persaudaraan di dalam pelayanan
Tidak lebih ... dan tanpa ada ‘skenario’ khusus di dalam kedekatanku dengan Cah Ayu
Hanya semenjak sebuah peristiwa
Yang pasti tidak akan pernah terlupakan
Yaitu peristiwa jatuh sakitnya Cah Ayu akibat terkontaminasi
Kepulan-kepulan asap
Gumpalan-gumpalan pekat
Kepunyaan benda yang melulu berisi racun sebenarnya
Namun anehnya sangat digemari banyak orang
Termasuk diriku ini
Bodohnya aku!
Kejadian memalukan itu justru sama sekali TIDAK aku sadari!
Aku baru mengetahui setelah beberapa hari berselang
Ketika berita Cah Ayu tengah tergeletak sakit
Sampai ke telingaku
Betapa kagetnya!
Betapa tersentaknya!
Dan ini ....
Sebuah PERINGATAN
SUNGGUH SEBUAH PERINGATAN!
Bagi kaum Adam yang belum terlanjur ketagihan atau kecanduan benda yang dinamakan sigaret
Lebih baik jangan mencoba
JANGAN SEKALI-SEKALI MENCOBA
Benar ...
Karena .... ups sori berbau pengakuan pribadi ...
Diriku ini termasuk orang yang sangat tahu bahwa hanya zat-zat beracun saja yang dikandung oleh sigaret
Namun, realitanya aku masih saja berada dalam pergumulan panjang yang entah sampai kapan akan aku menangkan
Aku masih saja menghirup dalam-dalam dan menghembuskan kepulan asap pekat dari sang sigaret!
Walaupun semenjak aku divonis mengidap HIV-positif, jumlah sigaret yang kuhisap dalam satu hari sudah jauh berkurang dibandingkan sebelumnya
Paling hanya dua sampai tiga batang saja aku konsumsi setiap minggunya
Namun begitu, yah tetap saja aku masih seorang perokok
Karena bukan kenikmatan fisik yang disajikan oleh sang sigaret
Melainkan lebih dari itu ...
Ada sugesti batiniah yang ditawarkan
Sehingga kita terdorong untuk terus dan terus menyalakan serta menghirupnya dalam-dalam
Oh ... ya ... maaf bagi pabrik-pabrik sigaret
Aku tidak bermaksud mengibarkan bendera perang against you all
Karena sama seperti kalian punya hak untuk memproduksinya
Menghisap sigaret adalah hak bagi semua orang!
Peringatan ini lebih aku tujukan
Bagi kaum pencari tulang rusuk yang hilang
Dijamin deh
Kaum perempuan pada hakikatnya lebih memilih sang pujaan hatinya untuk tidak menghisap sigaret
Boleh kalian tanya ... atau bahkan edarkan angket sekalian
Kalau tidak percaya
Waduh ... waduh ...
Kok ngelantur kemana-mana ya jadinya
Sampai-sampai menjadi kampanye anti sigaret terselubung
Hihihi ...
Baiklah, pembaca yang budiman
Aku akan kembali pada kisahku tentang cinta ...
Yang sepertinya lebih asyik untuk dikisahkan
Daripada berceloteh tentang sigaret!
Oke ....
Peristiwa Cah Ayu versus sigaret itulah
Yang pada akhirnya menjadi titik penyadaran
Bahwa bumi telah menumbuhkan benih-benih smara
Yang bersemi dalam taman hati
Bermula dari rasa bersalah
Berlanjut penyesalan
Berkembang menjadi rasa ingin menebus dosa
Bertumbuh menjadi rasa ingin melindungi
Bermetamorfosa menjadi ingin memperhatikan
Berbuah menjadi rasa cinta
Rasa yang semestinya membahagiakan
Rasa yang semestinya penuh bunga-bunga
Namun,
Ternyata tidak sepenuhnya begitu aku rasakan!
Aku BAHAGIA tentu saja!
Namun, kebahagiaan yang bersemi diiringi oleh pertanyaan-pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan meresahkan
Berupa ...
Benar sejatikah perasaan ini atau hanya sesaat?
Pada tempatnyakah aku memiliki rasa cinta pada Cah Ayu?
Tidak salahkah rasa cinta ini?
Pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu sebenarnya
Tapi nyata adanya!


AGUSTUS 2007
Cah Ayu,
Semenjak getar-getar menjalar
Relung sukma
Semenjak itu pula
Bayang-bayang wajah ayu
Senyum manis
Sorot mata meneduhkan
Milik Cah Ayu
Senantiasa meraja
Wow ...
Betapa mengasyikkan
Hidup serasa berada dalam tebaran-tebaran asa
Laksana terbang sampai pada
Langit ketujuh
NAMUN
Ketika tersadar
Diriku
Terjerembab
Begitu keras
Jatuh ke bumi
Ke atas realita
Menyesakkan
Bagaimana tidak ...!
Senandung gita cinta tentang Cah Ayu ini
Hanya bisa aku nikmati
Sebatas pada merasakan – menyimpan – untuk selanjutnya merahasiakan
Menutup RAPAT
SERAPAT-RAPATNYA!
Begitulah episode cinta yang harus aku jalani
Cah Ayu,
Ungkapan-ungkapan rasa dan perhatian pada Cah Ayu ini harus aku kemas serapi mungkin agar tidak terbongkar oleh siapa pun bahkan oleh Cah Ayu sekalipun. Kalau perlu angin dan tembok pun tidak boleh tahu! Agar mereka tidak merambatkan kabar kalau aku jatuh cinta pada Cah Ayu kepada semua orang!
Memang itu pilihan yang harus aku jalani!
Pilihan yang mengasyikkan sekaligus menyesakkan!
MENGASYIKKAN ...
Seperti misalnya ketika aku mampu mencurahkan rasa peduli pada Cah Ayu
Yang berwujud memberikan tenaga untuk membantu Cah Ayu menyelesaikan tugas-tugas yang harus dibuat dalam rangka masa orientasi saat memasuki dunia kampus
Rasa peduli yang aku bungkus sedemikian rupa sampai Cah Ayu sendiri pun tidak menyadari ... ah! Betapa membahagiakan dapat mencurahkan perhatian pada Cah Ayu tanpa terdeteksi oleh orang lain
MENYESAKKAN ...
Seringkali pertanyaan-pertanyaan protes mengalir dari dalam hatiku
Mengapa aku tidak bisa bebas mengekspresikan perasaanku pada Cah Ayu? Mengapa aku harus menutupinya dengan serapi mungkin agar tidak ada orang yang tahu? Mengapa aku harus bermain petak umpet?
Mengapa ... ? Mengapa ....? Dan mengapa-mengapa lain ...?
Aku yang jatuh cinta pada Cah Ayu
Tentu saja punya harapan terbesar
Bahwa perasaan Cah Ayu serupa dengan yang aku rasakan
Namun ...
Bagaimana itu bisa menjadi sebuah kenyataan
Kalau aku harus merahasiakan semua ini
Jangankan untuk mewujudkan asa yang terpendam bahwa gayung bersambut dari Cah Ayu adalah kesudahan dari episode cintaku ini. Sekaligus juga menjadi awal dari rangkaian kisah cinta dua sejoli yang membahagiakan
Untuk Cah Ayu sekadar mengetahui perasaanku saja ... itu adalah hal terlarang!
YA ... TERLARANG
Bapa,
Kalau boleh aku bertanya ...
Bukankah KAU ciptakan apa yang dinamakan cinta itu selain untuk dirasakan dan dinikmati, lebih dari itu diwujudkan dengan apa adanya pada sang tambatan hati?
Lantas dapat disebut cintakah apa yang aku alami ini, ya Bapa?
Atau memang telah Kau torehkan bahwa implementasi rasa cintaku pada Cah Ayu dalam bentuk kerahasiaan? Benarkah demikian, Bapa?
Kalau benar begitu ...
Bagaimana dengan perkataan banyak orang dan bahkan para pujangga sekali pun bahwa jangan biarkan cinta terpendam terbenam di dasar hati!
Katakanlah ...
katakanlah agar orang yang kau cintai tahu bahwa engkau mencintainya dengan segenap hatimu!
Bullshit-kah semua itu?
Sungguh aku tidak tahu dan tidak berani menyimpulkannya


21082007
02.15 WIB
Bapa,
Aku mungkin gila
Mungkin gak tau diri
Mungkin gak pernah pasrah menerima keadaan
Mungkin berlebihan
Dan mungkin-mungkin lain yang gak benar
Membuat Engkau kecewa
Engkau sedih
Benarkah ...?
Benarkah begitu ya Bapa ...?
Mungkin juga karena lagi hangat-hangatnya
Atau lagi mengebu-gebunya
Atau baru saja terjadi
Atau masih suka ketemu
Atau belum bertemu cewek lain
Cuma ...
Jujur!
Hati ini sedih sekali
Merasa kehilangan begitu mendalam
Merasa membuyar segala angan
Dan .....
Hanya satu yang pasti
AKU SAYANG CAH AYU
Harus lakukan apa diri ini, ya Tuhan?
Harus bagaimana diri ini, ya Bapa?
Rasa itu masih ada dan tetap tinggal
Cah Ayu,
Bohong kalo gak sedih!
Kalo gak tersayat!
Kalo gak tergores!
Dan bahwa ....
Setiap ada pertemuan
Ada senyuman
Ada sorot mata meneduhkan
Ada wajah ayu
Saat itu pula lara melanda
Saat itu pula jiwa tersobek
Cah Ayu bukan milik hati ini
Cah Ayu tidak tersentuh
Cah Ayu tidak terjangkau
Dan ....
Hati ini tetap harus sendiri!
Mungkin memang ....
Tidak ada berbagi rasa
Tidak ada nonton bareng
Tidak ada ngobrol bareng
Tidak ada cari buku bareng
Tidak ada berdoa bareng
Semua tidak ada!
Mungkin memang ...
Senyum manis
Sorot mata meneduhkan
Wajah ayu
Perhatian
Hati
... Cah Ayu
BUKAN UNTUK HATI INI

“Ayo ... Kak Karel lagi ngapain? Ketahuan ya ... lagi curhat-curhatan sama temen chatting ye? ... Riska ngeganggu gak nih?” Riska adik semata wayangku yang sangat tabah dan sabar dalam menerima kenyataan bahwa kakaknya ini menderita penyakit aib bagi kebanyakan orang merangkulku dari belakang. Kemanjaannya tidak pernah hilang sama sekali.
“Nggak kok ... Kakak cuma lagi nulis catatan harian aja! Ada apa Ris ...?” Aku segera mengalihkan file Catatan Harianku yang nampak di layar monitor menjadi tampilan screen saver.
“Kak Karel ... kayaknya udah lama deh gak liat lagi puisi-puisi terbaru Kakak ... lagi mampet ya inspirasinya ...?”
“Ada sih beberapa karya Kakak yang terbaru ... tapi temanya beda banget dari karya-karya Kakak sebelumnya ...”
“Mana ... mana? Riska baca ya Kak ...!!” Antusias sekali adik tersayangku ini ... sampai-sampai ia memotong perkataanku yang belum selesai. Aku tersenyum melihat sikapnya yang menggebu-gebu itu. Sikap yang seringkali menjadi motivasi untuk aku dapat terus berkarya.
“Tapi ... jangan diketawain ye ... ini ...!” Aku mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam laci meja belajarku dan menyerahkannya pada Riska.

Syair Kerinduan

wajah ayu nan meneduhkan
untaian senyum nan menyejukkan
laksana embun pagi
atau kemerlap bintang malam
nun di atas sana
duhai Cah Ayu,
ada ingin mewujud
redamkan semua gejolak
inspirasikan tangan ‘tuk menggoreskan pena
kerinduan ini begitu mengemuka
ujudkan secercah asa
selimuti api kegalauan
usir segala kegetiran
melebur bara amarah
angkat puing kehancuran
dan nyatalah bahwa
engkaulah
wahai Cah Ayu
inspirasi itu adanya

“Wah ... ternyata kakakku yang ganteng ini sedang jatuh cinta ya ...! Sama siapa Kak ... kenalin dong ke Riska ...?” Riska tertawa menggoda.
“Weeiittts ... rahasia dong ... nanti aja ah ... kalo udah waktunya baru Kakak kasih tau ...” Aku tersenyum melihat reaksi Riska yang langsung cemberut mendengar jawabanku barusan.
“Ih ... Kak Karel sekarang senang main rahasia-rahasiaan segala ... ayo dong Kak gak usah diumpet-umpetin deh ... Riska janji gak akan kasih tau siapa-siapa ...” Riska mulai mengeluarkan senjata ampuhnya jika dia menginginkan sesuatu. Senjata ampuh berupa rengekan manja.
“Udah ah ... Kakak bilang rahasia ... ya rahasia ... titik!” Aku tetap berkeras pada pendirianku. Menurutku memang sebaiknya tidak ada seorang pun yang tahu akan perasaanku pada Cah Ayu.
“Ih ... Kakak pelit ...!” Riska mulai merajuk, seperti anak kecil yang minta permen kesukaannya namun dilarang oleh orang tuanya.
“Biarin ... udah sana ... jangan ganggu Kakak dulu ... hehehe!” Aku memberi kode pada Riska untuk meninggalkan kamarku. Dan dengan wajah cemberut dan langkah yang berat Riska menuruti apa yang kuperintahkan. Geli juga aku melihat sikap adik semata wayangku itu yang seperti anak kecil saja.


20092007
02.40 WIB
Cah Ayu,
Untuk kesekian kali
Hati ini
Jiwa ini
Rasa ini
Ambruk !
Meluruh dalam pedih
Dalam sedih
Dalam kesendirian
Ya ....
Kembali berulang lara melanda
Yang sekaligus
Juga menegaskan
Kalau rasa itu masih ada
Ya ... RASA SAYANG
Yang hanya pada Cah Ayu
Cah Ayuku seorang
Bapa ....
Tak urung tanya masih bertengger
Mengapa ?
Mengapa justru RASA SAYANG ini
Semakin menguat
Di hadapan realita
Bahwa terbentang tembok sangat tinggi
Antara Cah Ayu
Dan diriku
Entahlah,
Sungguh aku tak tahu
Aliran ini mau kemana
Bapa,
Hanya pasrah yang aku bisa
FIAT VOLUNTAS TUA
Jadilah kehendakMU !
Dan satu yang pasti
Aku KANGEN
KANGEN pengen ngobrol
KANGEN pengen liat senyum manis itu
Pengen liat wajah ayu itu
Milik Cah Ayuku
Seorang

Tidak ada komentar: